Tps menulis ala mbak ida




Bismillahirrohmaanirrohim
Assalamualaikum,

kawan...menulis itu menyenangkan ternyata, bikin semangat untuk baca juga. sekali menulis, eh ternyata ketagihan pengen nulis lagi....meskipun tulisannya masih berantakan bahasanya masih blepotan...tapi teruslah menulis, seperti kata sahabat ane di sms nya tempo hari "teruslah menulis!" ....tapi berbekal semangat saja tidak cukup ternyata, nah....untuk yang hoby nulis juga neh ada tips menulis dari yang sudah berpengalaman menulis, dari pakar nya langsung yang sudah mengecap asam manis garam dunia persilatan..ups penulisan maksud saya...mangga di simak ...mudah-mudahan bermanfaat.
*****
Tips Menulis Ala...."saya"

Setiap orang memiliki caranya sendiri untuk menulis. Tak ada rumus jitu untuk menulis. Kita akan menemukan pedomannya sendiri dengan sering berlatih menulis hingga kita mampu meramu misteri menulis menjadi sejumput teori sederhana.
Nah, kalau saya yang ditanya tentang bagaimana tips menulis karya sendiri, setidaknya beberapa tips singkat inilah yang akan saya kemukakan. Selebihnya, setiap orang punya keunikan, dan biarkan pembaca yang menemukan rumus menulisnya sendiri ^__^

1. Siapkan amunisi (gali inspirasi dan perbanyak referensi)

Bekali diri dengan berbagai perangkat ilmu dan wawasan yang luas sehingga mampu membahas satu masalah secara komprehensif melalui tulisan. Nah, di sinilah perlunya melahap banyak bacaan dan berinteraksi dengan fenomena atau pengalaman. Dengan begitu, tulisan kita seolah hidup dan bicara, seperti dua sahabat yang sedang asyik berbincang. Dengan cakrawala yang luas pula, semakin kuat warna tulisan kita dan semakin meyakinkan pembaca.

Niru, boleh. Tapi…jangan jadi sembarang peniru, jadilah peniru yang kreatif. Jangan jadi plagiat, kalau tidak mau dihujat. Untuk menjadi peniru yang kreatif kita dapat menggunakan strategi ATM (Amati, Tiru, Modifikasi). Strategi ini dikenal dengan baik di dunia bisnis dan dapat kita terapkan di dunia tulis menulis. Ingat ATM= Amati, Tiru, Modifikasi, bukan ATP=Amati, Tiru, Persis! Tak perlu sibuk mencari gaya yang memikat bila kita cukup percaya diri menjadi diri sendiri.

2. Cermat memilih diksi

Ada cita rasa estetis yang lain ketika makna yang sama diungkapkan dengan menggunakan pilihan kata yang unik dan dirangkai dalam susunan kalimat yang khas. Jangan menggunakan kalimat yang bertele-tele dan jangan pula mudah mengeksekusi kata. Potonglah bagian tulisan yang mengganggu. Seolah tak ada kata mubadzir yang lepas dari makna. Semua bermakna, dan seandainya kita hilangkan satu kata saja maka terasa berkurang muatannya, atau bahkan jauh melenceng dari maksud yang kita inginkan sebenarnya. Diksi erat kaitannya dengan rasa bahasa, tingkat kedalaman makna, kesamaan bunyi, dan ketepatan nilai kata dengan sasaran pembaca.
Terkadang, penulis pemula-seperti saya- biasanya sibuk merancang kejutan dan begitu menggebu-gebu ingin memuntahkan ide-ide brilliant yang sudah mengendap di kepala. Namun, karena kurang pandai mengemasnya (minimnya pengalaman menulis) akhirnya, ide spektakuler tadi menjadi biasa-biasa saja, hambar tak berasa.

3. Logika, estetika, dan imajinasi

Estetika tanpa logika akan terasa nikmat saat dikunyah, namun sulit untuk dicerna. Yang kita alami adalah kekacauan berpikir dan kerancuan logika. Gunakan analogi yang hidup dan sederhana. Orang yang mengagungkan estetika dalam karyanya, ia hanya bermain-main dengan kata namun kosong dan tak bertenaga. Gabungan logika, estetika, dan imajinasi akan menghasilkan karya yang indah, bernutrisi, benar, mencerahkan, inspiratif, dan mencerdaskan.

4. Punya visi dan motivasi

Menulis karena memang ada yang harus kita sampaikan, ada kebenaran yang harus kita suarakan, dan setiap tetes kata harus mampu memberi perubahan. Sehingga setiap butir kalimat yang kita goreskan mampu memancarkan kebaikan dan memberi pencerahan.
Inilah motivasi saya menulis: Menulis bukan keinginan sesaat, tapi menulis untuk menebar manfaat. Menulis bukan semata-mata luapan emosi, tapi menulis adalah bentuk perbaikan diri. Menulis bukan sekadar wujud eksistensi, tapi menulis adalah sebuah motivasi. Menulis bukan pamer kata yang berbalut retorika indah, tapi menulis adalah bahasa jiwa, untaian kata bermakna bertabur mutiara hikmah. Menulis bukan karena ingin dipuji manusia, tapi menulis adalah ibadah, sarana berdakwah.Menulis bukan sebuah keisengan, tapi menulis adalah kebutuhan. Menulis bukan karena tidak ada kerjaan, tapi menulis adalah proses mengungkap kebenaran. Menulis bukan sekadar mengisi waktu luang, tapi menulis adalah proses kehidupan! Menulis adalah amanah yang harus dijaga, karena setiap kata akan diminta pertanggungjawaban! Menulis adalah proses membangun sebuah peradaban! Menulisku, karena Allah….

Oh ya, satu lagi. Kondisi ruhani kita sangat berpengaruh terhadap ketajaman otak, kekuatan fisik, dan kecemerlangan pikiran kita. Tanpa kekuatan ruh, ada cerita tapi tanpa kekuatan jiwa; ada suspend, tapi tanpa kedalaman; ada alur cerita yang lancar, tetapi dangkal dan tidak mengalir.

Daaaaaan…buat tulisan kita “BERASA HINGGA TETES TERAKHIR”.
Yupz, mungkin itu sedikit yang bisa saya bagi. Semoga tidak terkesan menggurui.

Selanjutnya, terserah Anda…
Menulislah dengan sepenuh jiwa dan kekuatan ruhiyah,
semoga Allah jadikan setiap tetes tintanya penuh berkah


oleh: Khaleeda Killuminati
taken from:
http://akhwatzone.multiply.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Catatan Materi di Mushola Nur Sa'adah

TIPS MENGATASI SAKIT SAAT MENSTRUASI DENGAN ENEMA KOPI

Jodoh Pasti Bertemu