Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2024

Ayo Jadi Ajaib!

Gambar
Resume Tema : AYO Jadi Ajaib Narsum : Bunda Budiawati Selasa, 10 Januari 2023 Host : Bunda Tety Notulen : Yeni Nuraeni  Bismillahirrahmanirrahim  Buka perisai adalah awal dari keajaiban. Setiap hari kita mencari keajaiban, bertanya kapan saya ajaib, padahal seharusnya kita membuat jurnal syukur. Syukuri apa yang ada dalam diri kita. Napas kita, mata kita, jantung kita. Mata bisa berkedip, jantung berdetak tanpa kita yang atur itu keajaiban.  Kunci keajaiban adalah syukuri yang ada. Punya suami, syukuri itu. Punya anak, syukuri. Sudah lama kita menanti kehadirannya. Ga fokus pada kekerenannya. Caranya gimana biar ajaib? 1. Jika Allah hadirkan ujian, syukuri. 2. Yakini bahwa hadirnya ujian ini karena ada perbuatan kita yang kurang tepat. 3. Masuk goa keajaiban. Ada 360 sendi yang harus dizikiri setiap hari. Kalau engga nanti badan ga nyaman. Minta dipijitin. 4. Shalat taubat. Setiap hari. Sesering mungkin. 5. Siap dengan detoxifikasi Detox ini karunia Allah. Begini cara Allah membersihka

Indahnya Qosidah Busyro Lana

  بُشـرَی لَــنَا نِلنَــا المُنَــى - زَالَ الْعَنَى وَافَالْهَنَا ُوَالدَّهْرُ أَنْجَزَ وَعْدَه - وَالْبِشْرُ أَضْحَی مُعْلَنَا يَانَفْسُ طِيْبِی بِاللِّقَا - يَاعَيْنُ قَرِّی أَعْيُنَا هٰذَا جَمَالُ الْمُصْطَفَی - أَنْوَارُهُ لَاحَتْ لَنَا ْيَاطَيْبَةُ مَاذَا نَقُولْ - وَفِيْكِ قَدْحَلَّ الرَّسُول وَکُلُّنَا يَرْجُوالْوُصُول - لِمُحَمَّدِ نَبِيِّنَا يَارَوْضَةَ الْهَادِی الشَّفِيْعْ - وَصَاحِبَيْهِ وَالْبَقِيع أُکْتُبْ لَنَا نَحْنُ الْجَمِيعْ - َزِيَارَةَ لِحَبِيبِنا صَلِّ وَسَلِّمْ يَاسَلَام ْعَلَی - النَّبِیّ مَاحِی الظَّلَام وَاْلاَلِ وَالصَّحْبِ الْکِرَام - مَاأُنْشِدَتْ بُشْرَی لَنَا Kebahagiaan milik kami karena kami memperoleh harapan, dan hilang sudah semua kesusahan, lengkap sudah semua kebahagiaan. Dan waktu sudah menepati janjinya, dan kebahagiaan menampakkan kemuliaan kami. Wahai jiwa bahagialah, karena kau akan berjumpa dia.. Wahai mata, tenanglah dan tenanglah.. Cahayanya memancar-mancar menembus jiwa kita.. Duhai Thoybah (Madinah), apa yang bisa kami katakan? Jika Ras

Penuh Berkah di Masjid Al-Barkah

Gambar
  Siang yang terik terasa sejuk saat saya melewati rumah Ustadzah Ummu Muhammad Alaydrus, lalu hati bergumam "Ya Allah hari ini semoga bisa bertemu Ustadzah, ka ada dirumah?" Lalu saya berlalu.  Alhamdulillah atas izin Allah, Ba'da ashar bisa hadir di Kajian rutin di Masjid Al Barkah Bojongsari. Ini kali pertama saya hadir di Al-Barkah. Duduk paling depan di tengah-tengah, eh ternyata ibu-ibu di sana duduknya bukan seperti itu, tetapi melingkar sepanjang tepi ruangan. Akhirnya saya pindah ke ujung dekat Ummi Lulu. Ummi Lulu cerita kalau Ustadzah gak bawa mobil, jadi tidak tahu berangkat naik apa sama siapa, hp nya tidak aktif. Tentu saja saya langsung menawarkan diri untuk jemput. Sampai di rumah Ustadzah, Jidah menyampaikan jika ustadzah sudah berangkat sama Mbak Linda langsung dari Bangkir.  Alhamdulillah, saya pun langsung meluncur kembali ke Al-Barkah. Orang pertama yang saya cari adalah Ustadzah, ah benar sudah hadir dengan senyum khasnya. Saya duduk paling depan sa

Shalat Sebagai Oleh-Oleh Terindah dari Nabi Muhammad

Panitia di Masjid Al -Muhajirin ini sudah mempraktekan ilmu yang diberikan oleh Ustadzah Ummu Muhammad selama ini, yaitu memperbanyak niat. Segala sesuatu tergantung dari niatnya. Satu kegiatan banyak niat, Kajian Rutin Bulanan, peringatan Isra Mi'raj dan Menyambut Bulan Ramadhan. Masya Allah Tabarakallah.  Tausiyah Ustadzah selalu dinanti, rindu rasanya jika satu hari saja tidak hadir di Majlis Ilmunya. Hari ini beliau membahas tentang tahun ke -10 kenabian, dimana Rasulullah sedang mengalami duka yang mendalam karena wafatnya Sayyidah Khadijah,  Satu bulan kemudian Abu Thalib pun wafat. Dalam kondisi duka ini, kaum quraisy di Mekkah semakin gencar melakukan makar kepada Nabi Muhammad, sehingga Nabi hijrah ke Thaif bersama Zaid Bin Haritsah, untuk meminta bantuan. Tetapi, sesampainya di Thaif, mereka malah melempari Nabi dengan batu sampai berdarah.  Malaikat Jibril bertanya "Apa yang harus saya lakukan untuk mereka agar Allah menghukum mereka?" Tetapi Nabi menolaknya ju

Candu

Saya kira kata candu itu hanya untuk perokok, karena setiap hari melihat orang terdekat begitu candu dengan sesuatu yang berasap itu. Namun, saya justru yang kena candu sekarang. Candu apa? Candu hadir di Majelis ilmunya Ustadzah Ummu Muhammad Alaydrus. Jantung saya yang pernah dibedah ini memang sangat sensitif sama suara, terutama musik yang keras. Jika ke tempat hajatan yang ada musik organnya saya selalu menjauh. Membuat saya tidak menikmati acara. Jantung ini mudah berdebar kalau ada suara keras, bikin nafas jadi sesak dan ga ringan. Jangankan musik, orang teriak aja bikin jantung ini berdebar.  Hadir di sebuah pengajian yang ada qosidahnya itu sangat asing bagi saya. Kadang saya sengaja duduk dekat banget sama drum yang ditabuh oleh Tim Hadrohnya, karena mau cek jantung saya gimana responnya. Bahkan pernah saya duduk tepat di depan sound system yang besar saat Kajian Akbar Ustadzah Halimah di Islamic Center.  Alhamdulillah jantung saya awalnya memang kaget tapi lama-lama anteng j

Selfie? No More!

 Bismillahirrahmanirrahim  Saya paling suka selfie. Terutama sama orang-orang terdekat. Setiap momen, setiap ketemuan, selfie seolah jadi agenda wajib. Dan ada rasa kecewa saat tidak mudah mengajak pasangan untuk selfie. Sampai akhirnya, ada seseorang yang mengubah mindset saya banget soal Selfie. Siapakah dia? Guru saya, Ustadzah Ummu Muhammad Alaydrus. Di pengajian yang bertempat di rumah Eyang Yeni, Permata Hijau, Ustadzah menyampaikan. "Bu, tolong jaga apa yang selama ini saya jaga yaitu untuk tidak memfoto dan video, jadi tolong jangan foto dan video ke arah saya, jidah atau semua yang bercadar. Jika sudah terlanjur foto atau video tolong di hapus! Tapi tolong jangan hapus saya dari hati ibu! Insya Allah di akhirat kelak kita termasuk salah satu yang dinaungi Allah disaat tak ada satupun naungan selain naungannya Allah. Aamiin. Yaitu orang-orang yang saling mencintai karena Allah, berjumpa karena Allah dan berpisah karena Allah. Jadi tak perlu foto ya bu, boleh foto video tap

Adab Seorang Santri

  Bismillahirrahmanirrahim  Sungguh tidak mudah saat akan menuliskan tentang pertemuan hari ini. Pertemuan rutin di selasa ke-2 dengan agenda pembacaan Hadroh Basaudan sekaligus silaturahmi lebaran di rumah Ustadzah Ummu Muhammad Alaydrus. Kenapa tidak mudah? Karena saya merasa dijewer banget sama guru saya, Ustadzah Ummu Muhammad Alaydrus. Ustadzah menyampaikan semua itu sangat cepat sampai saya tak sempat menuliskannya, namun sudah tercatat dalam hati, perih sekali. Perih karena saya malu dan merasa bersalah.  Tapi tetap saja saya berusaha menuliskannya, agar menjadi pengingat saya selamanya. Agar cukup sudah sampai disini, sampai hari ini saja saya yang kemarin-kemarin dalam bersikap kepada guru harus diubah. Apa yang Ustadzah Ummu Muhammad sampaikan hari ini, saya jadikan titik kesadaran.  Memangnya apa sih yang ustadzah sampaikan?  Ustadzah menyampaikan jika hadir di Majelis Akbar Ustadzah Halimah Alaydrus, mau duduk di depan atau di belakang sama saja. Salaman atau tidak yang pe

Mau Bahagia Dunia Akhirat? Praktekan 3 Pesan Ustadzah Halimah Alaydrus ini!

Gambar
  Baru saja kemarin, saya merasa geer atas apa yang Ustadzah tulis dalam bukunya, bahwa rasa sayang beliau yang tertulis itu seolah beneran tertuju pada saya, eh hari ini justru di validasi oleh beliau bahwa beliau beneran sayang sama saya, sama kamu, sama kita semua yang hadir di Majelis ilmunya. Alhamdulillah senengnya.  Bismillahirrahmanirrahim, mari kita simak apa yang gurunda kita sampaikan hari ini.  Saya menyampaikan dari hati, dan saya menyampaikan atas nama cinta, saya berpesan karena saya sayang sama kamu. Kenapa saya sayang? Padahal nggak berharap apapun dari kamu, berharap didoakan pun tidak, walau kalau didoakan ya tidak apa-apa, walau jika tak didoakanpun tak akan menghalangi saya untuk mendoakanmu. Berharap dapat suara? Saya tidak nyalon partai, berharap dikasih uang? Alhamdulilah secara finansial sudah Allah cukupkan, sehingga saya tak harapkan apapun dari kamu. Lalu mengapa Ustadzah sayang banget sama saya, sama kita semua? Ustadzah kok saya merasa Ustadzah sayang sama

Cintai yang Kamu Miliki

Gambar
"Saya tak harus menjadi hujan deras membasahimu dari keringnya hari yang kau jalani, saya hanya berharap dapat menjadi gerimis membasahi bumi, yang kau rasakan sejuknya tanpa membuatmu berlari, membasahimu tanpa kamu sadari"  kutipan dalam kata pengantar salah satu buku Ustadzah Halimah Alaydrus. Saat membaca ini di bukunya, hati saya ko geer ya, berasa ditujukan ke saya gitu. Baiknya Ustadzah, pedulinya Ustadzah, sayangnya Ustadzah terasa banget ke hati. Rasa memang hanya bisa ditularkan oleh rasa. Tanpa disadari, Ustadzah Halimah sudah memenuhi hati saya.  Jumpa dengan yang di rindu sungguh sangat membahagiakan. Pagi ini di Grand Royal Residence, Allah rupanya menyiapkan tempat duduk terbaik. Dekat sekali, sehingga saya bisa menatap wajah Ustadzah dengan jelas. Alhamdulillah. Keajaiban ada bagi mereka yang percaya. Kemarin, Ustadzah menyampaikan bahwa godaan setan itu bukan melulu tentang ajakan tidak taat ibadah. Namun bisikan tentang “suami saya kok begitu ya, gak kaya su