Candu




Saya kira kata candu itu hanya untuk perokok, karena setiap hari melihat orang terdekat begitu candu dengan sesuatu yang berasap itu. Namun, saya justru yang kena candu sekarang. Candu apa? Candu hadir di Majelis ilmunya Ustadzah Ummu Muhammad Alaydrus.


Jantung saya yang pernah dibedah ini memang sangat sensitif sama suara, terutama musik yang keras. Jika ke tempat hajatan yang ada musik organnya saya selalu menjauh. Membuat saya tidak menikmati acara. Jantung ini mudah berdebar kalau ada suara keras, bikin nafas jadi sesak dan ga ringan. Jangankan musik, orang teriak aja bikin jantung ini berdebar. 


Hadir di sebuah pengajian yang ada qosidahnya itu sangat asing bagi saya. Kadang saya sengaja duduk dekat banget sama drum yang ditabuh oleh Tim Hadrohnya, karena mau cek jantung saya gimana responnya. Bahkan pernah saya duduk tepat di depan sound system yang besar saat Kajian Akbar Ustadzah Halimah di Islamic Center. 

Alhamdulillah jantung saya awalnya memang kaget tapi lama-lama anteng juga. Tentram dan betah. Candu.


Air mata tak mampu lagi saya bendung saat mendengar "Tholaal badru alaina minsani yatil wada wajaba syukru alaina mada'a lillahida" lengkap dengan tabuhan rebana yang khas banget. Ya Rabb, bukankah ini sambutan kaum muslimin di Madinah saat menyaksikan Rasulullah yang setiap hari dinanti-nanti akhirnya hadir juga bersama Sahabat Abu Bakar Ash-Shiddiq ra.


Ya Allah  Ya Rasulullah….suasana itu hadir kembali saat saya mendengar qasidah ini. Haru banget membayangkan di depan saya ada Rasulullah sedang menuju kesini. 


Sebagai orang baru, tentu saja saya belum memahami ini bacaan apa yang dibaca. Buku yang orang lain pegang pun saya belum punya. Belum ada satupun yang saya kenal kecuali Ustadzahnya, tapi saya nyaman duduk disini, mendengarkan suara Ustadzah Sela yang meneduhkan hati. Memandang wajahnya membuat hati adem dan betah di Majelis ilmu ini. 


Kenapa secandu ini ya??


Menurut dr. Aisah Dahlan dalam bukunya "Self Healing" apa yang kita ucapkan akan jalan di sistem saraf, lalu akan terbentuk sambungan-sambungan neuron di otak kita. Jika ucapan itu diulang-ulang, maka sambungan-sambungan neuron di otaknya akan tersambung ulang lagi, tersambung ulang lagi dan terus tersambung ulang lagi. 


Lewat apa?

Lewat sistem saraf lalu naik ke otak. Karena sistem saraf kita itu seperti kabel listrik. Dan ini bukan hanya pada ucapan, tapi juga pada pendengaran, penglihatan, perabaan dan sebagainya. Semua akan jalan di sistem saraf kita. Kemudian otak akan mengirimkan pesan ke seluruh tubuh melalui sistem saraf lagi. 


Lalu kenapa jantung saya senyaman itu di sini?


Masih menurut dr. Aisah Dahlan, ada seorang dokter dari Korea yang mencoba mengambil sel induk (stem cell) jantung seseorang yang sudah tidak baik fungsinya, kemudian dipertemukan dengan dokter dari Raja Arab yang seorang Sufi, mereka berkesimpulan bahwa sel induk itulah Nur Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam. Ini berdasarkan penelitian para dokter. 


Ternyata teknik mengambil sel induk ini sudah ada sejak zaman Ibnu Sina, seorang dokter Muslim yang terkemuka. 


Allah Ta'ala  dalam surat Al-Ahzab ayat 56, 

"Sesungguhnya Allah dan para Malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman! Bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya"


Kenapa disuruh bershalawat?

Setelah diteliti, kalau kita bershalawat, stem cell di tubuh kita menyala. Karena tubuh kita itu dari stem cell dan stem cell itu dari Nur Muhammad. Dan pada saat kita bershalawat, apa yang kita lafazkan akan jalan di tubuh terutama di tulang belakang. Mekanisme peredaran darah di tubuh, kelenjar-kelenjar baik pituari maupun kelenjar lainnya, hormon-hormon bekerja bersama-sama dengan kalimat shalawat yang kita lafazkan.


Kelenjar Pituitari akan mengeluarkan hormon bahagia, lalu jalan ke pembuluh darah kemudian ke Jantung, lalu jantung memompa ke darah, maka shalawat yang kita ucapkan itu, kita dengar, dia jalan di sistem tubuh manusia secara serempak membuat hati kita bergetar. 


Masya Alloh pantas saja sejak hadir di Majelis ilmu ini, saya semakin sehat dan semakin bahagia. Apalagi ada air doanya. Ternyata semuanya terhubung. Betapa Maha Sempurnanya Allah, setiap perintah pasti ada hikmahnya. 


Allahumma shalli ala sayyidina Muhammad, waala ali sayyidina Muhammad.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TIPS MENGATASI SAKIT SAAT MENSTRUASI DENGAN ENEMA KOPI

Fokus Kekuatan, Siasati Kekurangan!

Memaknai Keajaiban