Mau Bahagia Dunia Akhirat? Praktekan 3 Pesan Ustadzah Halimah Alaydrus ini!

 


Baru saja kemarin, saya merasa geer atas apa yang Ustadzah tulis dalam bukunya, bahwa rasa sayang beliau yang tertulis itu seolah beneran tertuju pada saya, eh hari ini justru di validasi oleh beliau bahwa beliau beneran sayang sama saya, sama kamu, sama kita semua yang hadir di Majelis ilmunya. Alhamdulillah senengnya. 


Bismillahirrahmanirrahim, mari kita simak apa yang gurunda kita sampaikan hari ini. 


Saya menyampaikan dari hati, dan saya menyampaikan atas nama cinta, saya berpesan karena saya sayang sama kamu.

Kenapa saya sayang? Padahal nggak berharap apapun dari kamu, berharap didoakan pun tidak, walau kalau didoakan ya tidak apa-apa, walau jika tak didoakanpun tak akan menghalangi saya untuk mendoakanmu.


Berharap dapat suara? Saya tidak nyalon partai, berharap dikasih uang? Alhamdulilah secara finansial sudah Allah cukupkan, sehingga saya tak harapkan apapun dari kamu. Lalu mengapa Ustadzah sayang banget sama saya, sama kita semua?


Ustadzah kok saya merasa Ustadzah sayang sama saya? Iya benar saya sayang sama kamu, semuanya, saya sayang! Kurang meyakinkan apa saya ini? Saya sayang sama kamu.


Kalau kamu tanya kenapa ustadzah sayang sama saya?


Saya kasih tau alasannya.


Karena kamu adalah seseorang yang disayang oleh seseorang yang paling saya harapkan kasih sayangnya pada saya. Saya ulangi, saya sayang karena kamu adalah seseorang yang disayang oleh seseorang yang saya harap kasih sayangnya, Nabi saya, Nabi Besar Muhammad Shallallahu Alaihi wassalim. Nabi sayang sama kamu. Itu alasan yang cukup untuk saya pun menyayangimu. Nabi saya sayang sama kamu, membuat malam-malamnya berisi doa yang berlinangan air mata mendoakanmu. Kamu umat yang disayang sama Nabi Besar Muhammad. Itu alasan yang cukup bagi saya untuk sayang padamu.


Maka diawal tahun ajaran baru ini, saya mikirin apa nih yang umat Nabi Muhammad perlu buat inget-inget terus sepanjang hidupnya. Kamu pengen hidup seneng dunia akhirat harus punya 3 hal ini temen-temen. 


Ya Allah, tak mampu saya tahan lagi air mata ini. Baru kali ini saya mendengar kata-kata seindah ini. Dari seseorang yang saya sayangi, dari seseorang yang saya kagumi, dari seseorang yang selalu menyejukan hati. 


Setiap hadir di Majelis ilmunya, saya pasti mencatat di buku tulis. Maka hari ini pun saya mengeluarkan buku tulis dan pulpen, namun saya tak mampu menulis, karena tangan saya gemetaran. Saya tak menyangka jika ustadzah ada di hadapan saya sedekat ini.


Tapi seperti yang ustazah sampaikan, catat pesan ini bukan pake pulpen di kertas, bukan pake ketikan di hape, tapi catat di dalam hatimu, dengarkan baik-baik dengan telingamu, pikirkan baik-baik dalam otakmu. Tulis rapi-rapi dalam hatimu. Karena kertas akan terbakar, sebab memori hape akan hilang, akan tetapi apa yang ada dalam hati bisa untuk kamu simpan sampai mati. Maka simak baik-baik pesan saya. 


Maka saya duduk diam, mendengarkan tausiyahnya dengan seksama. Menghadirkan hati. Mindfulness banget, hadir utuh sadar penuh. Semua yang ustadzah sampaikan mulai saya catat dalam hati.

 

Pertama, bagusin niat. Niat hidup di dunia ini untuk apa? Niat ini yang harus di benerin, harus dibagusin. Ada banyak orang yang kepengen hidupnya cari dunia. Salah Ustadzah? Gak salah sih, cuman terserah. Hanya saja menurut saya rugi kalau cuman kepengen itu saja. Ada yang pengennya soal harta, duit aja yang dipikirin sejak bangun tidur, udah punya motor pengen punya mobil, dari Avanza naik pengen Pajero, lalu pengen punya Alphard, ga selesai-selesai dengan dunianya. 


Setelah kuliah ingin kerja, setelah kerja ingin nikah, lalu ingin punya anak, setelah punya anak perempuan ingin punya anak laki-laki. Terus begitu gak ada habisnya.


Ada juga orang yang hidupnya ingin menyenangkan orang lain. Pengen bikin senang anak-anaknya, suaminya, mertuanya, orang tuanya. Tapi kan benar Ustadzah? Ini bukan perkara benar salah, tapi terserah. Tapi saya takut kamu kecewa. Jika kamu menjadikan hidupmu untuk membahagiakan orang lain, saya sampaikan itu belum tentu. Ingin membahagiakan suami dengan begini begitu, belum tentu suaminya bahagia dengan caramu, akhirnya kamu kecewa. Jadi gimana?


Niat hidup jangan hanya cari kesenangan untuk diri sendiri, juga jangan hanya untuk menyenangkan orang lain, tapi naikan levelnya untuk cari senangnya Allah. Niat hidupmu sekurangnya sehari 5x kamu berucap. Inna sholati wanusuki wamahyaya wamamati lillahi robbil aalamiin. La Syarikalahu wa bidza lika umirtu waana minal muslimin.


Di tahun ajaran baru ini, saya ingatkan, tentang niat.


Bahkan bukan sekedar ibadah ritual saja, kamu bergerak, kamu bernapas, kamu menuju kematian, sampai datang matimu kamu lakukan itu semua lillahirobbil'alamiin.


Hanya untuk Allah rabbul alamin. Tuhan pencipta alam semesta, Allah yang memberimu hidup, maka hidupmu untuk Allah. Napasmu dari Allah, maka bernapaslah hanya untuk Allah. Gampang. Enak. Harta semua dari Allah, Yang kamu dapat hartanya pake untuk Allah. Kamu nyapu pagi hari, jangan cuma sekedar biar rumah bersih, akan tetapi menyapu karena Allah, Allah suka sama hambanya yang selalu kembali kepada Allah, Allah suka hambanya yang suka bersih-bersih.


Ya Allah Engkau suka hambamu yang suka bersih-bersih, saya menyapu karenaMu ya Allah, pandanglah saya ya Allah, Ya Allah saya cuma bisa menyapu ruangan rumah, ruangan hati saya, halaman hati saya tolong Bersihkan ya Allah. Ruang-ruang dalam hati saya tolong bersihkan ya Allah, catatan-catatan perbuatan saya yang penuh dosa, tolong bersihkan ya Allah.


Ketika kamu masak, apalagi diiringi dengan bismillah, sambil masak kamu meniatkan masak untuk Allah karena Allah. Allah yang memerintahkan kalian untuk makan yang halal dan toyyib. Kamu cari hartanya yang halal. Kamu niatkan untuk Allah maka itu ibadahmu kepada Alloh. 


Termasuk ketika kamu menyenangkan orang-orang disekelilingmu, kamu masak untuk meniatkan menyenangkan suami, jangan sekedar buat suami seneng tapi untuk ibadah ke Alloh. Niat kamu sudah benar belum? 


Jika harapanmu hanya untuk suami, maka kamu harus siap dibanting-banting rasa kecewa. Sebab siapa yang berharap cinta dari selain Allah, hanya akan berjumpa dengan kekecewaan. Ya Allah ujian saya ini dari suami. Katanya baiti jannati tapi ujian saya dari suami terus. 


Tapi semuanya tak akan terjadi, kecuali atas izin Allah. Jika suami ada cinta kepada selainmu bisa jadi itu karena Allah cemburu. Tiap kali kamu patah karena cinta yang tak terbalas dari suamimu itu adalah tali Allah, Allah lagi kepengen kamu balik, hidupmu bukan untuk suamimu. Hidupmu bukan untuk mengejar cintanya. Saya sayang padamu, saya tak mau hatimu terus-terusan terluka. 


Jangan sampai berkata, cinta ditolak dukun bertindak. Bukan untuk itu kamu hidup. Lalu gimana ustadzah? Hatimu untuk Allah. Ketika hatimu bukan untuk Allah. Allah akan benturkan dengan kecewa. Seolah Allah sampaikan sampai kapan hatimu untuk selainKu? Sampai kapan kamu paham bahwa hati manusia berada dalam genggamanku.  Yu belajar, belajar menjadikan cinta di hatimu hanya untuk Allah. 


Jadi gimana ga perlu cinta sama suami ustadzah? Maka dibalik. Jangan doa agar suami cinta, tapi kamu berbuat baik kepada suami mau nyari cintanya Allah. Orang yang mencintai orang lain karena Allah, maka cintanya tak akan tak berbalas. 

Kamu cinta sama orang tuamu karena Alloh, cintamu tak akan tak berbalas. Entah dicintai balik sama orang tua atau sama Alloh. Jika orang tuamu tidak cinta, tetaplah cinta karena Allah, karena Allah akan kasih anak yang menyayangimu.


Berbaktilah sama orang tua. Maka anak-anakmu akan berbakti padamu. Semua pasti akan berbalas. Maka cintai suami bukan ngarepin dia tapi ngarepin Allah. Apalagi kalau kamu udah ngerti jalin hubungan sama Rasulullah. Kamu cintai suamimu, kamu bener memperlakukan suamimu, Nabi Muhammad akan sayang padamu. Kamu ketika berbuat kepada orang lain, kamu belum tentu dapat balasan  dari orang itu tapi sudah pasti Allah dan Nabimu akan memberikan balasan yang tak sepadan, minimal 10x lipat.


Apapun yang kamu lakukan nyari ridhonya Allah. Nyari surgaNya Allah. Orang kalau bener niatnya, mesti akan bener perbuatannya, mesti bakal benar kehidupannya. Maka yang pertama dibenerin adalah niatnya. Bukan sekedar salatmu, hajimu, bahkan sekedar ucapan baik kepada suamimu kepada anakmu niatkan untuk Allah. 


Yang kedua, kalau kepengen hidupmu bahagia di akhirat, perbanyak amal soleh. Perbanyak ibadah, perbanyak taat. Bulan Ramadhan sudah berlalu, tapi Allahnya masih sama. Coba diingat-ingat di Ramadhan kemarin baca qurannya sudah maksimal belum? Sedekahnya sudah maksimal belum? Dzikirmu sudah maksimal belum? 


Selepas Ramadhan Tuhan kita tetap Allah. Sampai kapanpun Tuhan kita tetap Allah. Maka yu kita paksain ibadah. Ada orang-orang yang ibadahnya sudah naik level jadi hobi. 1000x khataman quran. Habib Abdullah bin Husain, rumahnya banyak tangganya, kecil-jecil. Karena beliau mengkhatamkan alquran setiap tangganya. Di rumahnya ada ratusan tangganya. 


Jika ingin hidupmu bahagia, kejar pahala jauhi dosa. Udah jangan kebanyakan cari tau hidup orang. Jangan buka aib orang, karena aib kamu tak kalah banyaknya. Mau aib kamu dibuka sama Allah? Tidak. Ternyata dia ga seperti yang aku inginkan. Hidup kamu gimana? Sudah seperti yang Allah inginkan? Jika belum jangan sibuk dengan aib orang. 


Yuk mulai bangun sebelum subuh. Bangun untuk tahajjud. Jangan hanya saat ada persoalan. Setelah persoalan selesai boro-boro tahajjud, subuh aja kesiangan. Ada yang begitu? Mana orangnya? Dek kamu yang saya tuju, kok kaya ke orang lain. Bukan, ini saya tujukan untuk kamu. Saya sayang sama kamu, saya ga mau saat kamu masuk ke kuburan kamu nyesel,coba ya dulu mendengarkan apa yang disampaikan ustadzah. 


Kamu hidup hanya sekarang. Mau hidup yang mana lagi yang akan kamu jadikan taat kepada Allah. Dunia mah segini gini aja. Ibu punya sofa yang baru atau yang lama, ga ada bedanya. Ga perlu cari hutang(amanah). Kalau mau seneng sekalian aja senang di surga. Kamu pake hidup kamu untuk taat ke Allah agar masuk surga. 


Minta ke Allah “Ya Allah, wahai pencipta alam jagat raya, ya Allah diantara semua yang Engkau ciptakan, ada saya ya Alloh hambamu. Ya Allah pandanglah diriku yang hina penuh dosa ini dengan pandangan kasih sayangmu, rahmat saya ya Allah, Sayangi saya ya Allah. 


Mudahkan hidup saya ya Allah. Jadikan saya hambamu yang soleha ya Allah. Ya allah liatin anak saya dengan pandangan kasih sayangmu. Engkau memerintahkan saya mendidik anak saya ya Allah, tapi saya ga ngerti ya Allah, bimbingkan anak saya ya Allah.Ya allah kasih solat yang khusyuk. Bimbing ya Allah agar saya bisa ngerti hidup yang penuh kesyukuran. Tolong ya Allah jauhkan saya dari dosa. 


Ustadzah setiap memohon kepada Allah, pasti air matanya menetes. Saya baru tahu, kalau air matanya terus menetes, setiap memohon kepada Allah. Ya Allah apa yang dari hati memang akan sampai ke hati. Ustadzah sesekali mengusap wajahnya dengan tisu, kemudian melanjutkan tausiyahnya. 


Yang ketiga, hatimu ikhlaskan. Punya hati tuh yang ikhlas. Ada saatnya kita dipuji, ada saatnya dibenci. Gapapa, biasa aja. Itu namanya hidup. Ada saatnya sehat, ada saatnya gak sehat, gak apa-apa itu namanya dunia. Sedang ga sehat alhamdulillah, sehat alhamdulillah. Lagi dicinta sama orang alhamdulillah, lagi gak dicinta sama orang alhamdulillah. 


Karena ini masih di dunia. Belum di surga. Kamu kalau di surga sehat terus, kamu kalau gak sehat terus itu di neraka. Kalau ada sehat  ada gak sehatnya itu di dunia. Kalau lagi ga sehat, jadi kepengen surga. Jadi pengen surga, jadi kangen surga. Itu cara Allah untuk mengingatkan kita bahwa kita masih di dunia. 


Kalau suami lagi gak menyenangkan, ini masih di dunia, belum di surga. Jangan sampai saat kamu ga ikhlas atas apa yang terjadi di dunia menghalangimu dari surga. Karena siapa yang ridho dengan apapun keputusan Allah maka Allah pun akan ridho. Tapi siapa yang protes dengan ketentuan Allah, Allah pun akan murka di akhirat. 

Niatnya yang bener hanya untuk Allah. Perbanyak amal soleh dan yang ikhlas.


Alhamdulillah, Kajian pun ditutup dengan doa. Alhamdulillah ya Allah untuk rezeki akbar hari ini. Terima kasih ya Allah. Saya bahagia karena bisa terus memandang wajahnya dari dekat. Tangisan ini tangisan bahagia dan penuh syukur. Sampai saya merasa tanki cinta di hati saya terisi penuh. Sampai saya janji dalam hati, jika ada kondisi tak nyaman, saya akan mengingat hari ini dan saya akan jaga kesyukuran ini. 


Ustadzah, semoga selalu disayang sama Allah dan Rasulullah. Jazakillah khoiron untuk ilmunya dan kasih sayangnya.


Allahumma Sholli Alaa Sayyidina Muhammad Wa Ala Ali Sayyidina Muhammad.





Komentar

Postingan populer dari blog ini

TIPS MENGATASI SAKIT SAAT MENSTRUASI DENGAN ENEMA KOPI

Fokus Kekuatan, Siasati Kekurangan!

Memaknai Keajaiban