Adab Seorang Santri

 


Bismillahirrahmanirrahim 


Sungguh tidak mudah saat akan menuliskan tentang pertemuan hari ini. Pertemuan rutin di selasa ke-2 dengan agenda pembacaan Hadroh Basaudan sekaligus silaturahmi lebaran di rumah Ustadzah Ummu Muhammad Alaydrus.


Kenapa tidak mudah?


Karena saya merasa dijewer banget sama guru saya, Ustadzah Ummu Muhammad Alaydrus. Ustadzah menyampaikan semua itu sangat cepat sampai saya tak sempat menuliskannya, namun sudah tercatat dalam hati, perih sekali. Perih karena saya malu dan merasa bersalah. 


Tapi tetap saja saya berusaha menuliskannya, agar menjadi pengingat saya selamanya. Agar cukup sudah sampai disini, sampai hari ini saja saya yang kemarin-kemarin dalam bersikap kepada guru harus diubah. Apa yang Ustadzah Ummu Muhammad sampaikan hari ini, saya jadikan titik kesadaran. 


Memangnya apa sih yang ustadzah sampaikan? 


Ustadzah menyampaikan jika hadir di Majelis Akbar Ustadzah Halimah Alaydrus, mau duduk di depan atau di belakang sama saja. Salaman atau tidak yang penting ilmu yang disampaikan Ustadzah Halimah dipraktekan. Capek loh Ustadzah itu, kasihan sampai tangannya kecakar, karena rebutan salaman. Kamu mendekati seseorang yang kamu idolakan, belum tentu orang yang kamu idolakannya suka. Kamu misal di dunia salaman sama Ustadzah Halimah tapi di akhirat engga bisa bareng, gak mau kan?


Maka di tahun ajaran baru ini, yuuk ubah sikap kita. Kita yang sudah rutin ngaji, kita yang sudah jadi santri. Harus diubah. Yang penting itu ketersambungan hati dengan guru.


Ya Allah…astagfirullah ampunilah saya ya Rabb. Baru aja Ustadzah Halimah menyampaikan rasa sayangnya yang tanpa pamrih apapun, tapi apa balasannya?? Justru yang katanya sudah ngaji ini, yang katanya sayang juga sama Ustadzah ini malah membuat sang guru merasa tidak nyaman, bahkan menyakiti dengan ingin salaman. Ingin salaman. Tidak peduli dengan kondisi Ustadzah yang tidak nyaman atau butuh istirahat, butuh ruang sendiri. 


Meskipun iya saya sangat menjaga amanat beliau untuk tidak foto dan tidak video, namun saya termasuk orang yang ingin salaman kepada beliau, walau tidak sampai ekstrem juga. Tapi iya, ada rasa kecewa saat tak bisa bersalaman dengan beliau. Padahal saya yang mengaku cinta sama beliau karena Allah. Hiks. Sekarang, saya baru menyadari, keinginan salaman itu sebenarnya hanya sebuah ketidakmampuan saya dalam menjaga adab kepada guru. 


Astagfirullah ya Allah…cukup ya Allah. 


Maafkan saya ya Ustadzah. Maafkan saya. Cukup bagi saya Ustadzah selalu dalam keadaan sehat dan baik-baik saja. Selalu di sayang sama Allah dan Rasulullah. Selamat dunia dan akhiratnya. Aamiin. 


Ustadzah Ummu Muhammad melanjutkan, 


“kita dari awal, dari tidak tahu Majelis ilmu ini, terus tiba-tiba Allah mudahkan untuk hadir lagi sampai katanya candu Majelis ilmu. Entah awalnya karena diundang saudara yang syukuran, entah karena melihat flyer kajian di medsos, entah karena diajak teman, tapi nyatanya sampai hari ini kita bisa hadir di sini, ini contoh bukti nyata kalau kita mendekat kepada Allah itu akan diberikan, akan dimudahkan segalanya. Jadi cukup ke Allah saja kalau ingin cari muka, jangan ke manusia. 


Karena seperti Hadits Qudsi yang diawal Ustadzah Ummu Muhammad sampaikan, bahwa Allah itu Maha oke. "Ya Allah anak saya soleha, jawab Allah oke anakmu soleha" maka senantiasa berprasangka baiklah kepada Allah.


Jangan sampai ibadah kita hanya sekedar casing. Karena Allah melihatnya kepada hati kita. Berusahalah untuk hadirkan hati.”


Betul ka, obat itu rasanya pahit. Tapi menyembuhkan. Saya hanya bisa termenung mendengarkan nasihat Ustadzah. 


Ya Allah terima kasih untuk semua rezeki darimu. Rezeki bisa hadir di Majelis ilmunya Rasulullah ini. Ya Allah bagusin hati saya ya Allah agar tidak menyakiti siapapun.


Jazakillah khoiron Ustadzah Ummu Muhammad sudah mengingatkan tentang hal ini. Lagi. 


Saya tuliskan hadits lengkapnya di sini


Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda (Allah berfirman) : Aku ada dalam prasangka hambaKu. Aku selalu bersamanya jika ia mengingatKu. Siapa yang mengingatKu dalam kesendirian, maka Aku mengingatnya dalam keagunganKu, siapa yang mengingatku dalam kelompoknya, maka Aku mengingatnya dalam kelompok Ku para Malaikat. Siapa yang mendekatkan dirinya kepadaKu sejengkal, maka Aku mendekat kepadanya sehasta, jika ia mendekatkan dirinya kepadaKu sehasta, maka aku mendekat kepadanya sedepa. Dan jika ia datang kepadaKu dengan berjalan, maka Aku akan mendatanginya dengan berlari. (Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TIPS MENGATASI SAKIT SAAT MENSTRUASI DENGAN ENEMA KOPI

Fokus Kekuatan, Siasati Kekurangan!

Memaknai Keajaiban