Kamu Layak di Cinta

 



Kamu layak dicinta

Tentu saja

Karena kamu adalah hamba Allah 

Dan umatnya Nabi Muhammad


Begitu Ustadzah Halimah Alaydrus menulis di Pagenya.


Bagi saya ini adalah vitamin hati terdahsyat. Mekar hati saya bacanya, geer banget, besar hati karena cintanya Allah dan Nabi Muhammad. Saya baru menyadari, betul juga ya saya itu berharga loh, karena saya hamba dari Allah Sang Maha Kuasa, juga umat dari Nabi Muhammad, manusia paling Mulia di sisi Allah. 


Rasa berharga ini bertambah-tambah lagi saat sharing dengan Ustadzah Ummu Muhammad Alaydrus tentang tulisan saya sebelumnya. Saya bertanya, “Ustadzah, di jantung itu ada sel induk dan menurut penelitian para dokter, itulah Nur Muhammad sehingga saat kita bershalawat, sel induk itu akan menyala karena bahagia, apakah ini valid?”


Ustadzah, di tengah kesibukannya, begitu baik bikin saya bahagia aja dengan menjelaskan hal ini, membuat saya semakin cinta sama Nabi Muhammad.


Di dalam kitab maulid juga Nabi Muhammad menyampaikan kepada Zabir "Wahai Zabir sesungguhnya Alloh Taala sebelum menciptakan sesuatu itu menciptakan cahaya nabimu terlebih dahulu, dari cahayanya Allah" 


Artinya kita semua ini ada asalnya dari cahayanya Nabi Muhammad, surga neraka penjelasannya para ulama dari hadits ini, surga neraka dan semua yang ada di semesta ini diciptakan dari satu unsur yaitu cahayanya Nabi Muhammad shallallahu alaihi wassalim.


Makanya sebenarnya kita itu jika mau dapat solusi atas semua persoalan apapun itu, datang kepada Rasulullah karena kita asalnya dari situ. Sama seperti anak, ketika sakit itu datangnya kepada orang tuanya, langsung ingetnya ke bapak ke ibu karena anak asalnya dari orang tua. Atau seperti orang yang merantau, ketika dia lagi capek, ketika bahagia, ketika ga bahagia, sejauh apapun merantau tetap akan pulang ke kampung asalnya. Ke tempat dia dilahirkan.


Kenapa manusia sekarang banyak yang galau, karena dia kehilangan sosok aslinya dia, siapa? cahayanya Rasulullah. Dia kehilangan Rasulullah.


Gak ada orang yang tenang, gak ada orang yang dapat solusi kecuali datang kepada Nabi Muhammad. Sebab kita  diciptakan asalnya dari situ.


Itu hadits ketika Sayyidina Zabir bertanya kepada Rasulullah.


Sayyidina Zabir bertanya "Ya Rasulullah apa yang pertama kali Allah ciptakan di alam semesta ini?"


Dengan tawadhu, dengan indahnya Rasulullah menjawab


"Sungguh wahai Zabir yang pertama kali diciptakan sebelum segala sesuatu adalah cahayanya nabimu."


Padahal bisa aja Rasulullah menjawab dari cahayaku, atau Nur Muhammad.


Di sini kita dapat pelajaran betapa tawadunya Rasulullah.


Rasulullah seneng banget bikin orang lain itu seneng. Biar Sayyidina Zabir merasa senang. Biar Sayyidina Zabir merasa beruntung. Bahwa yang pertama kalinya diciptakan adalah cahaya Nabinya. Nabinya zabir, nabinya kita semua.


Subhanallah, bagaimana tidak makin jatuh hati kepada Rasulullah, jika ternyata dalam diri ini ada Cahayanya. Kita tercipta asalnya dari cahaya Rasulullah. Bagaimana tidak candu hadir di Majelis Maulid, jika jantung pun bahagia mendengarkan kita menyebut-nyebut terus Rasulullah. Betapa berharganya kita menjadi umatnya Nabi Muhammad. Tentu saja wahai diri, kamu layak dicinta, karena kamu hambanya Allah dan umatnya Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam.



Sebagaimana Rasulullah selalu senang bikin orang lain senang, begitupun dengan ustadzah yang kami sayangi ini. Selalu membahagiakan orang lain. 


Bertemu Ustadzah Ummu Muhammad, membuat saya paham kenapa dulu banyak orang masuk islam hanya karena melihat akhlaknya para sahabat Rasulullah. Para sahabat belum menyampaikan apa-apa tentang islam, baru bertemu saja, orang sudah cinta dengan islam lalu masuk islam.


Begitulah yang saya rasakan sejak awal bertemu ustadzah. Energi yang ditransfer ke sekitarnya begitu terasa sangat positif. Bikin saya semakin jatuh hati sama islam. Sama Allah dan Nabi Muhammad. Membuat saya selalu ingat akhirat. Bagaimana tidak, rasa rindu yang saya rasakan pun beliau doakan "Semoga rindunya jadi saksi yang membahagiakan kelak di hadapan Alloh Ta'aala". 


Beliau pernah menyampaikan, nanti semua akan menjadi saksi, seperti karpet, buku, pulpen, semua yang ada di Majelis ilmu ini akan bersaksi di hadapan Allah, ini rasa rindu pun ternyata menjadi saksi. Masya Allah, mindset saya berubah sejak mengenalnya. Semua yang kita pikirkan, rasakan dan lakukan akan menjadi saksi. Semoga saksi yang membahagiakan.


Ya Alloh Ya Rahman….saya mohon agar di kehidupan akhirat kelak, saya tetap bisa bersama-sama dengan Ustadzah Ummu Muhammad Alaydrus, sama Jidah, sama sahabat-sahabat di Majelis ilmunya, tentu saja sama Rasulullah, keluarga sahabat dan semua orang soleh sejak Nabi Adam hingga akhir zaman. Aamiin ya rabbal alamiin.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

TIPS MENGATASI SAKIT SAAT MENSTRUASI DENGAN ENEMA KOPI

Fokus Kekuatan, Siasati Kekurangan!

Memaknai Keajaiban