Memilih Jurusan di Universitas Kehidupan


Hadiah buat yang ngumpulin NHW ontime 





Bismillahirrohmanirrahiim

Alhamdulilah akhirnya ada ide untuk menulis lagi setelah sejak lama nggak mampir ke blog. Semoga mulai hari ini bisa makin konsisten menulisnya. Amiin. Sejak menikah februari 2017 lalu, saya resmi menjadi seorang istri. Sebagai orang yang berkarakter cuek, waktu single saya termasuk yang tidak terlalu memikirkan ilmu tentang pernikahan. Alhasil, saat berubah status ada banyak hal yang lumayan mengagetkan, bertanya-tanya, bener-bener seperti masuk ke dunia lain. Hehehe.

Nafas yang tersengal-sengal karena menjalani sesuatu tanpa dibarengi ilmu, sedikit demi sedikit mulai cooling down. Alhamdulillah atas izin allah saya bertemu dengan Komunitas Ibu- ibu yang super keren. Institut Ibu Profesional atau IIP. Saya sangat beruntung dikaruniai suami yang telah memberikan izin untuk ikut IIP. Kuliah online melalui group WA yang keren banget sistem belajarnya.

Saat ini saya baru masuk kelas Matrikulasi Batch5 dan alhamdulillah bersaman dengan kabar bahagia, saya diamanahkan hamil 5w4d. Bismillah semoga saya bisa amanah dengan amanah baru ini. Rasanya bahagia ini benar-benar komplit.  Sebelum matrikulasi saya masuk kelas Foundie terlebih dulu. Disinilah awal mula saya makin cinta sama IIP. Bergabung dengan para bunda yang super sibuk namun mampu menyelesaikan Nice homework/NHW di foundie membuat saya terus berpikir bahwa saya pun pasti bisa

Selain bunda-bunda sebenarnya ada juga yang masih single dan berstatus mahasiswa di sebuah Universitas di Bandung. Wah keren banget kan, belum nikah sudah memikirkan ilmu seputar perempuan, istri dan ibu dan rumah tangga.

Di kelas Foundation sudah mulai ada NHW yang membuat saya membuka wawasan tentang pengasuhan anak maupun tugas dan tanggungjawab seorang istri. Ada beberapa tugas yang harus di komunikasikan bersama suami. Nah inilah yang bikin saya cinta sama IIP awalnya. Membuka jalan komunikasi sama suami. Seperti hari ini saat NHW kelas Matrikulasi perdana hadir, saya langsung hubungi tuan suami, meminta pendapatnya tentang NHW1 ini. Selain itu, Kabar bahagianya kami harus mengumpulkan tugas di Google Classroom (inilah alasan kedua makin cinta sama IIP) melalui Google Drive atau Blog. Saya benar-benar belajar banyak hal baru dari IIP.

NICE HOME WORK

Sebagai seorang pengajar di sebuah sekolah swasta, saya termasuk yang tidak suka memberikan homework.  Karena zaman sekolah dulu nggak suka banget kalau ada guru yang ngasih homework. Namun di IIP beda banget. Kita bakal senyum-senyum bahagia gitu pas dapet homework, terus semangat 45 buat ngerjainnya. Pantas saja di IIP disebutnya NHW atau Nice Homework. Bukankah ini PR yang nice saat menjadi jalan mencairnya komunikasi dengan pasangan hidup kita. It’s really nice, homework.

Setelah meminta pendapat dari suami hari ini saya langsung mencoba membuka laptop kesayangan.  Bismillah.


1. Tentukan satu jurusan apa yang hendak ditekuni di universitas kehidupan ini?

Saya memberikan 3 pilihan ke suami tentang ilmu apakah yang harus fokus saya kuasai ke depan. 1. Ilmu tentang islamic parenting, 2. Resep masakan 3. Bisnis
Saya juga bertanya ke temen-temen yang sudah berpengalaman menjadi seorang istri dan ibu. Dan jawabannya jatuh pada Islamic Parenting.

2. Alasan terkuat apa yang anda miliki sehingga ingin menekuni ilmu Islamic Parenting?


Jauh dilubuk hati sebenarnya inilah yang saya inginkan perdalam ilmunya sejak menikah. Namun akan lebih mantap jika saya tahu apa harapan dari suami. Alhamdulillah ternyata kita sekufu. Sepemahaman dan se visi bahwa anak adalah titipan jadi harus dijaga dan dididik dengan benar. Tambah suami lagi, “karena kalau salah mendidik akan berdampak buruk bagi kedua orang tuanya begitupun sebaliknya. Sebagai orang tua kalau salah mendidik bagaimana akan mempertanggungjawabkan di akhirat kelak?”

Jleb banget!!! Ga bisa bilang apa-apa lagi deh, apalagi pas suami bilang apa resep masakan yang enak bakal ditanyain di akhirat kelak?

Ada seorang teman yang share tentang kenapa orang tua harus mendidik anaknya, hal ini menambah kuat alasan saya untuk fokus mendalami ilmu parenting. Cekidot

*[ Pos Orangtua Adalah Mendidik Anaknya Sendiri ]*


Wahai orangtua, janganlah seperti para pemanah di perang Uhud yg silau karena ghanimah lalu tinggalkan posnya, lalu yang terjadi terjadilah, barisan kaum Muslimin menjadi lintang pukang kacau balau diserobot dan disikat dari belakang. Rasulullah SAW yang mulia bahkan luka luka cukup parah.

Maka ketahuilah Pos orangtua adalah mendidik anaknya sendiri. Mendidik jauh berbeda dengan menyekolahkan anak. *Mendidik adalah merawat dan menumbuhkan fitrah anak anaknya dengan penuh hikmah dan berusaha sebaik baiknya sesuai tahapannya lalu memandunya dengan Kitabullah sehingga sempurna dan bahagialah fitrah itu menjadi peran peran peradaban terbaik dengan semulia adab.*

Peran orangtua dalam mendidik tak tergantikan dan tak terdelegasikan. Anak mungkin perlu berguru pada ahli ilmu untuk melengkapi pengetahuan dan keterampilannya, tetapi kewajiban mendidik dan menumbuhkan fitrah tetap di tangan kedua orangtuanya hingga anak mencapai usia 15 tahun atau aqilbaligh. Andai peran orangtua tak penting, maka niscaya orangtua tak diberi rahim, telur dan benih. Juga niscaya tiada pernikahan, dan niscaya bayi bayi akan diturunkan dari langit begitu saja tanpa fitrah.
#FBE
#fitrahbasededucation
#pendidikanberbasisfitrah

3. Bagaimana strategi menuntut ilmu yang akan direncanakan di bidang tersebut?


Ada kata-kata dari seorang penulis favorit saya, Febrianti Almeera yang keren banget.  Superman is dead, superteam is alive! Team. Yups saya akan belajar bersama suami tercinta, Andy Prayogi, namanya. Beliau adalah direktur di perusahaan rumah tangga kami, kepala sekolah di sekolah kehidupan kami.

Beliau akan menjadi learning partner saya. Kami siap menjadi guru sekaligus murid secara bersamaan. Disamping itu saya juga akan menyimak dan menyerap baik-baik materi parenting dari kelas IIP juga akan lebih giat mempelajari islamic montessori dan kisah para sahabat dan lain-lain.

4. Berkaitan dengan adab menuntut ilmu, Perubahan sikap apa saja yang akan diperbaiki dalam menuntut ilmu tersebut?


Saya harus bisa memegang teguh adab dalam menuntut ilmu agar ilmunya bisa masuk dan berkah dan kelak bisa saya praktekan dalam keluarga. Saya juga harus berubah menjadi orang yang tak merasa sudah mengetahui banyak hal saat menuntut ilmu. Juga saya akan merapihkan buku-buku yang berkaitan dengan ilmu ini sehingga mudah dicari dan bisa terawat dengan baik. Sikap yang akan selalu saya awali sebelum mencari ilmu adalah meminta izin ke allah, meminta ridhoNya bahwa saya akan mempelajari ilmu ini sebagai bekal ibadah, mengabdi kepada Allah. Dan memohon bimbinganNya karena Allah adalah The real Murobbi.

Alhamdulillah done, keep semangat!!!!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TIPS MENGATASI SAKIT SAAT MENSTRUASI DENGAN ENEMA KOPI

Fokus Kekuatan, Siasati Kekurangan!

Memaknai Keajaiban