Fokus Kekuatan, Siasati Kekurangan!

Talent Mapping, sejak saya mengenal ini ada banyak hal yang berubah di diri saya, terutama kepercayaan diri yang sedikit beranjak naik. Setiap orang memiliki bakat yang berjumlah 34 tema bakat. Setiap orang memiliki Urutan bakat yang berbeda, ada yang dominan ada yang tidak dominan. Lalu apa ya bakatku?


Dulu pemahaman saya tentang orang yang punya bakat itu seperti orang-orang yang pandai bernyanyi, olahraga, punya prestasi di bidang science, pidato Bahasa Inggris, atlet renang, pelukis, orang yang pintar masak dan sebagainya. Lalu saya bisa apa yaa?? Ah gak pernah yakin sama kemampuan diri sendiri. Karena semua yang saya sebutkan di atas itu memang gak ada di saya. 


Setelah mengenal Talent Mapping (TM), ternyata semua yang saya pikirkan itu belum tepat. So, kesimpulan saya, seharusnya saya tak cepat-cepat menyimpulkan sesuatu karena bisa jadi saya hanya belum tahu ilmunya saja. 


Melihat Urutan bakat diatas, punya saya itu, yak saya Yeni Nuraeni. Ternyata banyaaak juga ya bakat saya. Ah melihatnya saja bikin saya senyum-senyum bahagia. 


Pantas saja di Alquran Allah bilang bahwa saat dilahirkan kita tidak mengetahui apapun, namun Allah memberi kita pendengaran, penglihatan dan hati. 


Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَا للّٰهُ اَخْرَجَكُمْ مِّنْۢ بُطُوْنِ اُمَّهٰتِكُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ شَيْــئًا ۙ وَّ جَعَلَ لَـكُمُ السَّمْعَ وَا لْاَ بْصٰرَ وَا لْاَ فْئِدَةَ ۙ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ

"Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, agar kamu bersyukur."

(QS. An-Nahl 16: Ayat 78)


Saya garis bawahi kata-kata akhirnya, "agar kamu bersyukur". Saya sempat berpikir kenapa ya Allah tidak menyebutkan memberikan telinga, mata, dan hati. Ternyata pendengaran, penglihatan dan hati ini lah potensi yang Allah instal di setiap diri yang Allah izinkan hidup di dunia, àgar kita bersyukur. Syukur bentuknya bisa dengan mengoptimalkan potensi yang Allah instal ini di jalan kebaikan. Dan tentu kelak akan dimintai pertanggungjawabannya. 


Lalu, apa hubungannya dengan TM? TM itu membantu saya untuk mengoptimalkan pendengaran, penglihatan dan hati itu sendiri. Bagaimana menemukan misi hidup yang menjadi tujuan Allah menciptakan saya ke Bumi ini. Misi hidup itu tentu saja harus sesuai dengan onderdilnya. Masya Allah luar biasa ya ilmu Allah itu. 


Bakat Relator membuat saya senang sekali kenal dekat dengan banyak orang. Dan saya ingat apa yang pernah disampaikan oleh Trainer Magnet Rezeki, "Ruh itu akan mencari yang nyata sama", orang-orang yang Allah hadirkan di hidup saya, itu karena ada energi yang sama. Jadi menyenangkannya dari bakat ini tuh karena semua terjadi secara alami. Orang yang suka belajar akan bertemu dengan orang yang juga suka belajar, seseorang yang suka membantu orang lain pun akan menemukan bestie yang suka membantu orang lain, pribadi yang suka berpikir akan menemukan teman diskusi yang suka berpikir juga. Se simple itu. Itu Allah yang mengaturnya. Jadi menurut saya, sebenarnya seseorang itu ga punya modus, karena Allah sendiri yang turun tangan. Karena semua satu sama dan terhubung. Allah yang menyusun DNA2 di tubuh kita, energi2 di tubuh kita, dimana itu yang akan mempertemukan kita dengan seseorang. Sebagai wujud syukur, saya akan menjaganya dengan sebaik mungkin seseorang yang hadir itu. Karena semuanya adalah hadiah dari Allah. 


Dan seseorang yang spesial hadir di hidup saya saat ini di titik ini, adalah Mbak Mila. 

Sesi Feedback TMA

Beliau seorang "Woman's Life Coach", wow masya Allah ya...sejak awal mengenalnya memang adem banget saat menyimak materi yang disampaikannya, pembawaannya yang tenang, suara yang khas, selalu senyum, pemikirannya mendalam sekali, sebuah penghayatan yang selalu terhubung dengan Allah, membuat saya selalu betah belajar ke beliau. Sungguh kalau saja dekat, saya mau selalu hadir ke Masjid Syuhada di Jogjakarta itu.

Seseorang yang selalu menggeser mindset saya tentang sesuatu yang belum tepat. Sehingga posisi duduk saya yang tadinya belum pas jadi lebih tepat. Kemarin saat sesi feedback TMA (Talent Mapping Assesment) rasanya saya terlalu kemana-mana ngobrolnya, karena berasa lagi konseling seperti sebelumnya. Aih senyaman itu rupanya saya kalau udah cerita ke Mbak Mila. 


Sebelum feedback, Mbak Mila ngirim PR yang harus saya kerjakan. Ada pertanyaan yang belum juga cukup membuat saya Pede untuk menjawabnya. Saya sadar bakat commander saya kuat, namun selama ini rasanya kok bakat itu bikin saya ngegass terus ke orang. Jadi ga suka sama diri saya yang sisi ini. Saklek. Tapi gapapa itu jadi pembelajaran ke depan.


Bahagianyaaaa di sesi feedback kemarin, Mbak Mila membaca ini, beliau beri alarm, ada reminder untuk potensi kekuatan saya di Controling dan Interogating. Ini kekuatan, namun perlu dilatih untuk dipakai di tempat yang tepat. Atau bahasa lainnya, pandai menempatkan diri. 

Setelah ini, saya harus menganalisa biasanya di bagian mana muncul persoalan di controlling ini. 

Dengan suami: sebenarnya alhamdulillah sekarang kalau melihat diri saya yang dulu, sekarang udah jauh lebih mengerem kontroling ke suami. Gausah diceritakan ya gimana dulu kontroling ini begitu liar, sehingga banyak konflik terjadi. 

Seperti sepele sebenarnya seperti harus pulang sekarang dari tempat wisata misal saat kita liburan. Saya sudah butuh banget istirahat, dan sudah nurut ke suami untuk istirahat dl di mobil. Setelah berjam jam istirahat di mobil, belum juga mau pulang. Disitulah konflik terjadi. 

Atau pemilihan tempat yang dituju. Suami pengen kemana, saya keukeuh mau nya ke mana. Terjadi ketidaknyamanan lagi sepanjang jalan. 

Bahkan posisi ranjang menghadap kemana, lemari baju disebelah mana, itu dulu saya keukeuh banget. Itu hal yang ga prinsipal, apalagi yang prinsipal. 

Alhamdulillah saya merasa setelah ikut Workshop Ibu Merdeka dan Bahagia, semua itu sudah berlalu alhamdulillah. Otak porsneling mulai aktif. Sedikit lebih mudah kompromi. Apalagi sejak sesi konseling dengan Mbak Mila. Saya jadi lebih suka membiarkan suami mau geraknya kemana, maunya apa, mau bilang apa. Saat suami bilang "ade tak usah ke dokter dulu" Saya lebih mudah mengiyakan. 

Kemarin Mbak Mila menguatkannya lagi dengan masukan harus lebih niteni, mana yang penting dan genting atau masih bisa di kompromikan, harus tau kapan memakai bakat command, kapan harus di rem. Keputusannya masih bisa ditunda kah, jadi supporter dulu kah, atau command nya dipake. Amati ini. 

Mendengarnya, bikin saya adeem banget. Saya jadi paham apa yang ada di dalam kendali saya sekarang. Peta saya bertambah. 

Begitupun ke anak, dan ke ibu Mertua. 

Banyak banget rasa bersalah saya ke Alya. Karena dulu apa apa memaksa. Jam tidur, jam makan, jam mandi, jam main. Semua saya atur. Kalau ga nurut, emosi. Astagfirullah. 

Saya buat kesepakatan sama Alya. Contoh main HP ada jam nya, ada harinya. Selain itu tidak boleh, tapi ketika diluar jadwal itu alya suka main HP nya orang orang rumah, itu bikin saya emosi. Alhamdulillah sekarang udah tobat. 

Sekarang sedang berusaha kalem ke Alya. Lebih banyak mendengar. Lebih banyak hadir. Dan sedang mencari cara bagaimana pendekatan ke Alya yang menyenangkan. 

Pas banget dapat PR lagi dari Mbak Mila. 

"Belajar bagaimana teknik bertanya dan konfirmasi yang nyaman agar tidak muncul persoalan, ke anak gimana, ke suami gimana"

Siap bismillah semoga Allah mudahkan untuk bisa mengerjakan PR ini.

Dan PR terakhir bikin saya mau nangis. 

"Bayangkan, 25 tahun lagi ingin alya seperti apa?"


Ini terkait mindset saya soal pekerjaan rumah. Baru dikasih PR nya aja sudah banyak yang berubah sejak sampe dirumah kemarin. 

Saya paham, saya siapa. Saya ibunya Alya. Alya akan melihat saya. Semuanya. Seperti apa Alya nanti, itulah cermin diri saya. Huaa mau nangis. 

Bahkan membayangkan alya nanti dewasa saja saya gak berani. Hiks. 

Bismillahirrahmanirrahim mulai detik ini, saya akan berusaha ngasih contoh yang baik ke Alya. Di rumah, diluar rumah. Bismillah. 

Sesi Feedback pun harus berakhir. Kok ya berat sekali mengakhiri zoom siang itu. 

PR nya, saya harus menemukan versi terbaik saya apa. 

Ini gak mudah. 

Karena ini bukan kata yang bisa diucapkan begitu saja. Ini muncul dari apa yang dilakukan dan diberikan. 


Seperti Mbak Mila, seorang konselor yang membuat seseorang jadi lebih baik, punya pemaknaan hidup yang lebih baik, yang menyiram untuk terus menumbuhkan tunas kenaikan pada orang lain. Terasa energinya mengalir dalam hidup saya. Walau baru kemarin kenal, tapi dampaknya sangat besar. Seperti itulah versi terbaik Mbak Mila. 


Semoga Allah terus menuntun saya, untuk menemukan versi terbaik saya. Agar saya bisa lebih baik, lebih tenang, lebih bermanfaat untuk diri sendiri, terutama keluarga. 

Bismillah ya Allah ingin jadi diri yang lebih baik, ingin jadi ibu yang lebih baik, ingin jadi istri yang lebih bisa memberikan excellent service ke suami, ingin lebih bakti ke orang tua.  Sebelum mata ini menutup Selamanya. 


Mbak Mila, peluk sayang dari sini. Saya yakin di dunia quantum kita saling terhubung. Semoga Allah selalu memuliakan dan membahagiakan Mbak Mila dan keluarga. Bahagia bisa mengenal Mbak Mila. 


Bahagia bisa belajar banyak hal ke orang yang tepat. 


So Lucky to have you as my awesome life coach. 

Barakallah.



Love, 

Yeni.



Indramayu, 26 September 2023. 09.53.

Mushola Annur 

Dekat sekolah Alya.




Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:


خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَا لْاَ رْضَ بِا لْحَقِّ  ۚ يُكَوِّرُ الَّيْلَ عَلَى النَّهَا رِ وَيُكَوِّرُ النَّهَا رَ عَلَى الَّيْلِ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَا لْقَمَرَ ۗ كُلٌّ يَّجْرِيْ لِاَ جَلٍ مُّسَمًّى ۗ اَ لَا هُوَ الْعَزِيْزُ الْغَفَّا رُ

"Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; Dia memasukkan malam atas siang dan memasukkan siang atas malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. Ingatlah! Dialah Yang Maha Perkasa, Maha Pengampun."

(QS. Az-Zumar 39: Ayat 5)


Jawaban Allah ketika saya izin TMA ke Mbak Mila. Betapa energinya begitu positif. Kabar gembira dari Allah. Alhamdulillah. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TIPS MENGATASI SAKIT SAAT MENSTRUASI DENGAN ENEMA KOPI

Memaknai Keajaiban