Workshop Ibu Merdeka, Ibu Bahagia

 


Setiap pagi, saya menyiram bunga yang saya gantung di belakang rumah. Bunga yang saya tidak tahu namanya, sangat cantik dan menarik untuk diperhatikan gerak geriknya setiap hari. Bagaimana dia mengikuti sinar matahari, itu yang paling ketara. Keduanya adalah pemberian. Walau terkadang saya melupakannya tapi melihat dan menyiramnya jadi aktivitas mindfulness tersendiri untuk diri saya. Tumbuhan ini fix butuh air dan sinar matahari yang cukup. 


Namun tiba-tiba pikiran saya melayang ke pohon kurma. Bagaimana ya dia tumbuh menjadi pohon yang begitu tinggi dan kuat dengan media tanam yang kering, jarang hujan, dan cuaca yang panas menyengat juga pasir di mana-mana. Namun adanya pohon kurma di padang pasir itu sudah cukup menandakan bahwa di sana ada kehidupan. Di sana ada air. Pasti. Namun di mana? 


Menurut artikel yang saya kutip dari Kompasiana, pohon kurma, ternyata memiliki akar yang sangat panjang bahkan ratusan meter menancap tajam ke bawah tanah yang dalam sampai menemukan air. Wow amaziing ya!


Bagaimanakah cara pohon kurma tumbuh di tengah gurun pasir? Pohon Kurma tumbuh di tengah gurun pasir bukan dengan menumbuhkan tunas terlebih dahulu seperti pohon buah pada umumnya, melainkan akan menumbuhkan akar terlebih dahulu ke dalam tanah sampai menemukan air, tak peduli berapa dalam sumber air itu ada maka sedalam itulah akar kurma akan tumbuh. Baru kemudian ia akan menumbuhkan tunasnya ke atas. 


Cara menanam biji kurma di tengah gurun dengan cara ditanam di dalam tanah sedalam 2-3 meter, kemudian ditimbun dengan bebatuan. Setelah akar yang tumbuh ke dalam tanah menemukan sumber air, maka biji kurma itu akan menumbuhkan tunas dan memecahkan bebatuan yang menimbunnya hingga tunasnya tumbuh dan hidup berjuang tak kenal rasa takut akan hawa panas karena sudah mempunyai modal yang kuat yaitu akar yang begitu panjang dan dalam hingga ke sumber mata air di bawah gurun pasir.


Masya Allah bergetar hati saya membacanya. Allah, tak pernah salah dalam menciptakan sesuatu. Sesuatu yang akan menjadi sebuah pelajaran bagi diri kita manusia. Fitrah itu akan selalu mencari jalannya. Semua makhluk Allah itu akan tumbuh sesuai fitrahnya. Pohon kurma Allah tumbuhkan di pasang pasir. Menghasilkan buah yang tak pernah ada habisnya sepanjang zaman. Semua itu tidak tumbuh begitu saja, Allah menyiapkan dengan penuh kesempurnaan. Allah menyiapkan pohon kurma itu untuk menghasilkan buah yang selalu berbuah sepanjang tahun, memberi manfaat sebanyak-banyaknya kepada manusia di seluruh dunia. Allah Maha tau apa yang kita tidak tahu. 


Pohon kurma menumbuhkan tunas setelah akarnya tuntas menemukan air di dalam tanah yang begitu dalam. Meskipun diatasnya terhalang oleh timbunan batuan, namun dia sudah cukup kuat untuk menerjang batu-batu itu kemudian mengabarkan pada dunia bahwa dialah sang pemenang. Itulah pohon kurma yang menjadi inspirasi Fitrah bertumbuh bagi kita manusia. 


Jika saat ini kehidupan kita tak ideal, pasir dimana-mana, tak ada hujan, tak ada air, tak melihat tanah subur. Yakinlah Allah sudah mengaturnya sedemikian rupa, Allah sudah mengaturnya bagaimana agar kita tetap bisa menerjang bebatuan dan menumbuhkan tunas-tunas kebaikan. Apa yang harus kita lakukan? Jadilah akar yang terus mencari sumber air di dalam sana. Meskipun dalam gelap dan tak terlihat oleh orang lain, teruslah berjuang menemukan mata air. 


Luka pengasuhan, luka pernikahan, luka dan luka yang terus hadir tanpa pernah selesai dibasuh, itulah media tanam yang Allah pilihkan untuk kita. Kering gersang tak ada air untuk menyiram. Tak ada air karena kita terus mengharapkan air itu datang dari langit berupa hujan. Tak ada tanah yang ada hanya pasir. Tak ada orang yang mengerti betapa perihnya luka pengasuhan yang semakin tersayat setelah ditambah dengan luka dari pasangan. Tak ada hujan. Namun terus saja mencari di permukaan, tak mau melihat ke dalam. Betapa lelahnya, betapa lelahnya diri ini. 


Berapa tahun pertanyaan ini terus ditanyakan "Kenapa orang tua saya tak hadir waktu kecil, waktu saya dilukai orang, kenapa mereka tak ada!" Berapa lama mendaki perjalanan dengan ransel penuh botol kekecewaan, kemarahan, kadang ketidakberdayaan, luka yang terus membelenggu diri. 


"Kenapa suami saya seperti itu, lagi dan lagi!" Kenapa dan kenapa yang terus ditujukan kepada orang lain. Lelah sekali tubuh ini, diajak berjalan dengan membawa ransel penuh luka kemana mana.


Iqro bismirabbikalazdii kholaq. Bacalah dengan menyebut nama TuhanMu!


"Allah…dimanakah sumber mata air itu?"


Ada saatnya, atas izin Allah si pembawa ransel luka ini menyerah dan memutuskan untuk stop iqro kesalahan orang lain. Saatnya iqro diri. Saatnya berbenah. Saatnya mencari mata air itu. Kelas demi kelas di ikuti. Itupun sudah Allah siapkan, media tumbuh yang tak ideal itu Allah lengkapi perbekalannya dengan bakat learner. Sehingga jadi sangat menyukai proses belajar. Proses belajar ini lah yang menjadi proses menemukan mata air. 


Karena perjalanan ini di dalam bukan di permukaan, sehingga mata belum terlalu jelas melihatnya. Kadang terjatuh, kadang ingin berhenti. Berhenti dari belajar. Namun fitrah itu terus menemukan jalannya. Sampai Allah hadirkan workshop "Ibu Merdeka dan Bahagia" dari Yayasan YMPAI. (Yayasan Masyarakat Peduli Anak Indonesia) yang di dalamnya ada RKKI (Rumah Konseling Keluarga Indonesia) dan RUBI (Rumah Bakat Indonesia). 


Sungguh, ini bukan perjalanan yang instan. Ini perjalanan yang cukup panjang dan berdarah-darah. Tak terasa, sepanjang perjalanan membawa ransel botol penuh luka, saya pun membawa satu lagi ransel penuh insight baru. Tanpa di sadari, botol botol luka itu satu per satu tergantikan oleh botol penuh insight positif dari para guru kehidupan. Allah sungguh sempurna memperjalankan si kurma ini. Walau belum mengeluarkan tunas, namun dia sudah berhasil menemukan sumber mata air di bawah kedalaman berpuluh meter itu. Alhamdulillah. Syukur penuh haru. Di sinilah Muara air itu. Allah memilihkan Workshop ini sebagai sumber mata air baru seperti sumber-sumber mata air sebelumnya. Namun kali ini berbeda. Kali ini, lengkap sudah saya menemukan jawaban dari begitu banyak pertanyaan. Jawaban yang telah membuka tabir yang selama ini tertutup. Jawaban yang menghantarkan pada iman. Bahwa Allah telah lama menyiapkan sumber mata air ini. Dengan Kun-Nya Allah. 


Terima kasih banyak Kak Julie sebagai Founder Yayasan telah membuat sebuah sistem pendidikan yang begitu lengkap, sosok Kak Juli sangat inspiratif. Masya Allah bahagia bisa mengenal sosok Kak Julie Rostina. 


Terima kasih Kak Woro sudah membuka kembali wawasan tentang bakat, bikin saya semakin bahagia memeluk diri dan bilang bahwa saya berharga. Terima kasih atas oleh-oleh R E C A nya. 


Terima kasih juga untuk Kak Zia yang sangat powerful dengan tugas 21 harinya, saya menemukan begitu banyak tools sekarang untuk lebih mencintai diri saya. Yang favorit adalah butterfly hug. Alhamdulillah saya kunci cara menstabilkan emosinya. Memaafkan bukan untuk orang lain, namun untuk melepaskan belenggu diri sehingga menjadi diri yang damai dan tenteram.


Terima kasih Kak Rahma untuk ilmu parentingnya. Saya semakin menata hubungan saya dengan anak. Alhamdulillah. Alhamdulillah semakin mau mendengarkan anak saya. Semakin memperbanyak kandang waktu untuk anak. 


Terima kasih banyak Kak Yuke atas ilmunya, saya semakin paham bahwa managemen diri saya perlu diperbaiki lagi. 


Kak Mila….. Terima kasih sudah memudahkan saya untuk ikut workshop ini. Terima kasih atas ilmu dan tugas-tugasnya. Saya paham seperti apa hubungan saya dengan pasangan yang banyak PR nya. Ingin sekali bisa one on one langsung dengan Kak Mila sejak pertama kali bertemu di SUJP, dan alhamdulillah Allah kabulkannya di sini. Terima kasih sudah berkenan menerima semua cerita dan memberikan insight berharga, menggeser mindset hidup saya. Menjadi diri yang baru. Menerima dan memaafkan. Semua masukan Kak Mila sudah rapih saya catat, siap dipraktekan rutin Insya Allah. 


Terima kasih Kak Farah yang selalu sabar mendampingi selama Workshop. Terima kasih Kak Lalita, sudah menjembatani request saya. 


Kak Azwa, terbaik selalu reminder jadwal konseling dengan Kak Mila. Haturnuhun banget. 

Sesi konseling



Workshop Ibu Merdeka dan Bahagia, sangat direkomendasikan untuk seluruh ibu di manapun berada. Mari menemukan sumber mata air yang Allah siapkan sejak lama. Dan selamat kepada seluruh sahabat peserta lainnya yang telah Allah pilih menjadi bagian dari Workshop yang keren ini. 


Kak Woro, Kak Rahma, Kak Yuke mohon maaf tugas-tugasnya belum maksimal karena masih menguatkan akar. Alhamdulillah pulang workshop banyak catatan PR yang harus saya kerjakan. Insya allah lebih ringan setelah ini. 


Terima kasih kepada seluruh tim atas terselenggaranya workshop ini. Barakallah. Semoga menjadi amal jariyah untuk para Narasumber dan tim. Aamin Ya Rabbal alamiin.


Yeni Nuraeni









Komentar

Postingan populer dari blog ini

TIPS MENGATASI SAKIT SAAT MENSTRUASI DENGAN ENEMA KOPI

Fokus Kekuatan, Siasati Kekurangan!

Memaknai Keajaiban