Cinta sejatiku
Sebelum nikah aku sudah punya cinta sejati. Yakni allah. Aku tak khawatirkan apapun. Walau memang kadang ini pun pasang surut seperti gelombang air laut. Tapi aku tenang saja Karena yakin cinta sejatiku selalu memperhatikan aku keperluan ku dan apapun yang aku butuhkan.
Dia itu keren. Paling mengerti dan memahami perasaanku. Sampe sampe tak terlalu pusing soal nikah kapan dan sama siapa. Gimana cinta sejatiku sajalah. Sebelum nikah akupun pernah sakit parah. Jalan kaki dikit muntah. Muntah dan muntah. Ternyata jantung ku bocor. Tp karena aku punya cinta sejati aku percaya kam saja pada Nya mau jadi apa hidupku setelah itu. Asal aku sering nge date sama cinta sejati aku itu di sepertiga malam terakhir dan di waktu dhuha. Apapun yang aku alami hidupku dan jiwaku tetap damai dan tenang.
Hingga akhirnya cintaku membawaku pada fase taaruf dengan laki laki yang sudah aku kenal ternyata. Dia sebenarnya adalah cinta pertama ku waktu di smp. Namun saat itu aku malah khawatir. Aku bertanya pada sahabat ku. Apakah ini baik? Selama ini aku nyaman sekali begini dengan cinta sejati ku saja. Saat ada pasangan hadir aku takut teh, takut jika nanti malah berbelok.cintaku malah lebih besar pada pasangan ku daripada pada cinta sejatiku. Harapku malah lebih besar padanya dari Harapku pada cinta sejatiku.
Hingga akhirnya cintaku membawaku pada fase taaruf dengan laki laki yang sudah aku kenal ternyata. Dia sebenarnya adalah cinta pertama ku waktu di smp. Namun saat itu aku malah khawatir. Aku bertanya pada sahabat ku. Apakah ini baik? Selama ini aku nyaman sekali begini dengan cinta sejati ku saja. Saat ada pasangan hadir aku takut teh, takut jika nanti malah berbelok.cintaku malah lebih besar pada pasangan ku daripada pada cinta sejatiku. Harapku malah lebih besar padanya dari Harapku pada cinta sejatiku.
Aku takut sekali teh jika nanti aku merasa bahwa rezeki itu hadir dari suamiku bukan dari cinta sejatiku padahal selama ini aku selalu merasa yakin rezeki itu dari cinta sejatiku. Ah banyak sekali ketakutan ku menjelang pernikahan. Aku takut aku berbelok. Lebih cinta dunia daripada akhirat. Aku takut karena telah merasa memiliki suamiku lalu aku tak ingat bahwa semua sebenarnya milik cinta sejatiku bahkan diriku sendiri pun bukan milikku.
Bagaimana ini teh apa aku lanjutkan pernikahan ini atau jangan? Tanyaku waktu itu. Pada teteh baik yang selalu membimbing ku yang kini telah menemui allah lebih dulu. Al fatihah. Semoga allah pertemukan kita lagi ya teh. Aamiin.
"tidak apa apa nie, jadikan pernikahan ini sebagai media ut taat ke allah. Taat ke suami sebagai jalan menaati allah. Da istri mah asal suami ridho aja sudah, apa lagi yang dicari. Tak perlu banyak ketakutan kan masih punya allah. "
Masya allah jawaban nya begitu menentramkan. Setelah itu dengan mengucap bismillah saya yakin menerima lamaran sang cinta pertama ku itu. Terima kasih allah. Selalu mendampingi hingga saat ini. Meski benar lah banyak ketakutan dulu yang kini aku alami. Tak jarang hati lebih cinta dunia daripada akhirat. Astagfirullah. Dunia itu Rayuan nya dahsyat sekali harus membangun enteng yang lebih dahsyat lagi. Dengan iman iman iman. Tak jarang khawatir ini dan itu padahal engkau yang tetap mengatur hidup kami. Allah... Tetaplah menjadi cinta sejatiku. Selamanya.. Esok hingga hamba bisa bertemu dengan Mu dalam ke ridho an Mu kelak. Aamiin.
Allah mohon tegurlah jika hati mulai berbelok. Genggam aku terus ya rabb. Juga janin yang ada di rahimku. Lindungilah dia selalu. Aamiin
Komentar
Posting Komentar
Thanks for reading. Sharing is caring