DEFINISI JODOH DARI NOVEL JODOH



Apa itu jodoh?

Barangkali imajinasimu tentang jodoh dan belahan jiwa begitu sederhana: di tepi pantai, kau mengandaikan ada orang disebrang sana, yang tengah menunggumu untuk berlayar.

Namun disaat yang sama, terkadang kau justru meragu sehingga seringkali hanya bisa menunggu, mendambakan orang yang kau nantikan itu akan lebih dulu merakit sampannya, mengayun dayungnya, dan mengarahkan kompasnya untuk menjemputmu.

Tetapi laut, ombak dan isinya, selalu menjadi misteri tak terduga-duga , bukan?Orang yang kau sangka belahan jiwa seringkali hanyalah perantara, atau justru pengalih perhatian dari belahan jiwamu yang sesungguhnya.

FAHD PAHDEPIE masuk dalam list penulis favoritku setelah aku baca 2 karya nya berjudul “Seribu Malam untuk Muhammad” dan kedua yang ini “Jodoh”. 

Di buku yang pertama penulis menyuguhkan siroh Nabawiyah dalam warna baru, yakni novel. sungguh benar-benar cerdas dan out of the box, selalu banyak kejutan dalam karyanya. Di novel “Seribu Malam untuk Muhammad” aku mendapatkan informasi baru tentang Rasulullah saw. Sesuatu yang belum pernah aku dapatkan dari buku sejarah lainnya. Dan sekali lagi, sejarah yang dikemas dalam bentuk novel selalu lebih lama nempel diingatan. 

Novel ini recommended banget deh buat kamu-kamu yang mau makin cinta sama Rasulullah.

Kedua, Novel “Jodoh” juga memberikan pengertian baru tentang jodoh. Perempuan itu rentan geEr. Jadi wawasan tentang jodoh disini bisa membuatmu lebih hati-hati dalam berinteraksi dengan lawan jenis. 

Kalau jodoh itu konteksnya ke menikah, maka disini kamu akan mengerti apa sih yang penulis maksud dengan kalimat “Orang yang kau sangka belahan jiwa seringkali hanyalah perantara, atau justru pengalih perhatian dari belahan jiwamu yang sesungguhnya.” 

Disini tokoh utamanya diceritakan saling jatuh cinta sejak kecil dan saat dewasa berusaha menjaga diri agar tidak melanggar norma dan agama, hingga tokoh Sena melamar Keara dan diterima, namun saat itu tetap saja jodoh itu misteri. Keara meninggal sebelum mereka menikah. Kalau dari sisi definisi jodoh sebagai pasangan suami istri kita akan sepakat bahwa mereka berdua tidak berjodoh, setelah beberapa tahun Sena akhirnya menikah dengan perempuan lain bahkan tak diceritakan seperti apa prosesnya, hal ini memperjelas bahwa jodoh itu benar-benar hanya Allah yang tahu.

Saya jadi teringat dengan postingan seorang blogger favoritku, Febrianti Almeera. Tulisannya tentang perjalanan persiapan nikah. Dimana calon pengantin perempuan dan calon pengantin laki-laki meminta tausiyah pra-nikah kepada seorang ustad. Jawaban ustad seperti ini kurang lebih, “Kalau kalian ditakdirkan tidak berjodoh bagaimana? sedangkan undangan sudah tersebar, segala persiapan sudah dilakukan?” Mereka berdua hanya diam, tak menjawab apapun.

“Kalau kalian sedih, lalu dimana letak nikah ini untuk ibadah, untuk Allah? Diberikan takdir ini saja tidak ikhlas menerima, kalau karena Allah semata, pastinya akan menerima dengan penuh kesadaran, bahwa semua yang Allah berikan pasti baik” ustadnya melanjutkan. 

Kedua calon mempelai hanya diam. Ternyata sebelum kata-kata “sah” mengudara, maka belum bisa disebut jodoh. Maka “luruskan lagi niat menikahmu” ini judul postingannya.

Benar banget kalau jodoh itu misteri dan hanya Allah yang tahu, nah sebelum jodoh yang ini hadir, kita bisa menjemput jodoh-jodoh yang lain. Sena mengatakan bahwa dia dan keara itu telah berjodoh, pertemuan itu sendiri adalah jodoh. Mereka berdua melewatkan bangku sekolah bersama, di pesantren bersama, saling mengenal merupakan jodoh. Eh ternyata, saat aku membaca novel “Jodoh” pun adalah bentuk jodoh. 

Jodoh-jodoh yang lainnya apa? misal bertemu dengan banyak teman untuk sama-sama mengukir prestasi seperti menulis buku bareng, kajian tentang tafsir, belajar bahasa inggris, belajar bahasa arab, belajar bikin kue, apa saja yang disukai Allah. Hey, bertemu dengan rangers BBC pun merupakan jodoh terindah. serius. Dan jodoh itu akan hadir diwaktu yang tepat. 



Buku “Jodoh” ini sebenarnya sudah lama menghuni BBC, namun aku sendiri belum juga tertarik untuk membukanya, malah memilih-milih buku lainnya, dan malah merekomendasikan buku “Jodoh” ini kepada pembaca setia BBC, namanya Mbak Maya, setelah dia baca, dia rekomendasikan buku itu ke si aku. 

Namun hingga beberapa hari buku itu masih aku cuekin. Hingga di  siang itu, karena Allah menggerakan tangan ini untuk mengambil buku ini, kemudian menggerakan hati ini untuk membacanya, aku baca hingga larut dan tertidur, kemudian esoknya dilanjutkan dan tamat. Mau baca?silahkan ke BBC ya, Bintang Book Corner Indramayu. Hey, bukankah kita bertemu di bukasharing pun sebuah jodoh yang indah?


Sekarang aku tahu dan yakin, manusia itu tak perlu khawatirkan apapun, karena Allah pastinya akan selalu mengarahkan kita kepada kebaikan dan pemahaman yang baik. Bisa saja pertemuan dengan buku ini adalah jawaban dari doa-doa selama ini yang memohon kepada Allah untuk dibimbing, diberi hidayah, diberi petunjuk, diberi kesabaran untuk berjodoh dengan keturunan yang sholehs dan sholehas, dst. 

Sampai disini inginku cantumkan puisi Sapardi Djoko Damono yang tercantum di novel ini.


“Karena kata” dalam buku puisi Hujan Bulan Juni
Karena tak dapat kutemukan
kata yang paling sepi
kutelantarkan hati sendiri

Karena tak dapat kuucapkan
kata paling rindu
kubiarkan hasrat terbelenggu
Karena tak dapat kuungkapkan
kata yang paling cinta
kupasrahkan saja dalam doa

“Jodoh paling sempurna yang kucari ternyata kematian” penulis pun memberikan definisi ini, kalau dipikir-pikir benar juga bahwa kematian adalah jodoh yang sudah pasti akan kita temui. Karena ini bukan kata si a atau si b, namun ini tertuang dalam kitab suci umat manusia, Al-quran. 

“Setiap yang bernyawa akan merasakan mati” kematian adalah sesuatu yang pasti akan kita hadapi, namun menikah belum tentu, masih ada bahasa “Jodoh itu kalau tidak didunia, akan dipertemukan di akhirat”. Nah berarti belum tentu menikah di dunia. Seperti ulama besar Sayyid Quthb, beliau tidak sempat menikah di dunia.

Kalau boleh menyimpulkan, hidup didunia ini bukan soal lahir, tumbuh, sekolah, kuliah, menikah, punya anak, punya cucu, punya rumah, meninggal. Namun soal, Allah pengen apa dengan kita hadir ke dunia ini?


Wallahu’alam
semoga bermanfaat.


Yeni Nuraeni

Komentar

  1. Keren teh reviewnya, jadi penasaran sama bukunya Fahd. Dan dulu dia itu seinstansi sama suamiku, cuma memilih resign karena passionnya adalah nulis. Kapan2 mau cari dua bukunya itu yes.

    BalasHapus
  2. Keren mbk yeni ulasanya ttg jodoh. Saya orang jombang ktm jodohnya orang sukabumi .. hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah. Terima kasih mba itha. Tulisan mba itha lebih keren2.

      Hapus
  3. Kereeen teh yeni, berasa jleb ya T_T

    BalasHapus
    Balasan
    1. “Jodoh paling sempurna yang kucari ternyata kematian” karena katanya yang lebih dekat dari urat nadi kita sendiri adalah kematian

      Hapus
    2. Alhamdulillah terima kasih. Masih perlu editan lg ini.

      Hapus
  4. Keren teh... asli keren banget tulisannya..
    jodoh terdekat yang selalu sma kita ya emang kematian yang ga kita tau kapan dtengnya. Saat dia dteng, ga akan lagi ad kesempatan kedua

    BalasHapus
  5. Jleb banget Teh Yeni. Terima kasih buat artikelnya, sesuatu yang jarang diingat namun kedatangnnya adalah pasti, kematian

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya teh kalau ga ingat kematian suka males ibadah

      Hapus
  6. Iya nih teh..terkadang kematian ini lebih sering kita lupakan..seolah-olah kita bakal hidup selamanya

    BalasHapus
  7. Selalu suka sama tulisannya teh yeni apik banget. Jadi pengen liat koleksi bbc nya nih.. :)

    BalasHapus
  8. Review nya bagus teh...jadi inget proses ta'aruf sama suami. Maju mundur syantiek kaya syahrini..wkwkwk


    Btw, hujan di bulan juni-nya pak sapardi ada movienya loh...tp lupa kapan tgl mainnya..hehe

    Pun yang sudah ijab-sah, harus trus berdoa...mudah2an ini jodoh dunia-akhirat..aamiin

    BalasHapus
    Balasan
    1. amiin ya allah. wah harus nonton nih movie nya. terima kasih teh fauzi.

      Hapus
  9. Suka bgt teh sama tulisannya. Jadi mengingatkan saya juga kalau kematian cepat atau lambat pasti akan kita temui. Semoga kita semua bisa mempersiapkan kematian dgn amalan2 terbaik dan tentunya khusnul khotimah, amiin.

    BalasHapus
    Balasan
    1. amiin ya allah. apa yang kita butuhkan bukankah husnul khotimah. saat kesenangan dunia kita raih namun akhir tak selamat, betapa ruginya hidup kita, duh ya allah suka takut kalau ingat kematian, karena belum tau bekal apa yang bisa dibawa

      Hapus
  10. Kematian sudah pasti, yang menjadi pertanyaan sudah mempersiapkan sebaik-baiknya atau belum. Tulisan yg menginspirasi teh

    BalasHapus
    Balasan
    1. betul teh syifa. semoga sisa umur yang ada bisa digunakan sebaik2 ut bekal

      Hapus

Posting Komentar

Thanks for reading. Sharing is caring

Postingan populer dari blog ini

Catatan Materi di Mushola Nur Sa'adah

TIPS MENGATASI SAKIT SAAT MENSTRUASI DENGAN ENEMA KOPI

Jodoh Pasti Bertemu