Ngegombal ke Allah- Ust. Hanan Attaqi (written version)
Kita sering memuji-muji allah dengan lisan kita tapi pujian itu ngga selaras dengan hati kita.
Kita sering berdzikir menyebut keagungan allah dengan kalimat subhanallah allahuakbar masya allah dst, kita memuji-muji allah dengan pujian yang indah tapi sing kali pujian itu tidak ada dalam hati kita. Sehingga saya sebut ini Dzikir yang agak-agak gombal
Kalau kita ngegombal kepada manusia kadang kita percaya gitu. Seorang suami ngegombal ke istrinya. Tulus ga tulus dia nggak ngerti, standar gombal raja gombal di tv. “eh bapak kamu tukang parkir ya?’
“kok tau” pasti gitu tuh
“Ya soalnya dia udah memarkirkan hatiku kepadamu” cewek mungkin
Yang penting dia berkata dengan kata2 indah. Seneng.
Atau mungkin ada juga yang percaya dengan gombalan cowo atau suami. Bisa jadi kita hanya ngegombal tapi kita tidak tau karena manusia itu tidak tau isi hati. Tapi kalau Allah swt ...(suara ngaji) gimana kita mau ngegombal ke allah. “kalian sembunyikan kata-kata kalian (hati) atau kalian tampakan (secara lisan), Allah Maha Tau apa yang ada di dalam hati”. jadi gakan berhasil ngegombal ke allah itu. Kalau kita ga jujur dengan lisan kita, itu gakan terjadi keajaiban dalam hidup kita, inilah realitas dari hubungan kita dengan allah, Makanya allah seolah-olah sering bilang ke kita “eh kok gitu” contoh dzikir Hasbiyallah, hasbunallah, tapi ga cukup.
Katanya hasbiyallah ko ga cukup allah padahal kalau orang bilang hasbiyallah
Contoh ada musibah terus temennya bilang “tenang ntar allah ganti dengan yang lebih baik” kan disebutkan nama allah, tenang nanti allah ganti dengan yang lebih baik.
Apakah kata-kata ini cukup membuat kita tenang, kalau ngga berarti kita gombal mengatakan hasbiyallah wanimal wakil. Padahal alklah berfirman..“Orang beriman sebenarnya kalau disebut nama allah hatinya bergetar” , maksudnya ngerespon didalam hati jadi mantep hatinya jadi mantep keyakinannya, jadi mantep tawakkalnya kepada allah.
Coba kalau lagi sedih lagi ga mood, lagi bete lagi galau berat. Yang buat bete kita reda, apa? Jujur ya, Apakah shalat? Apakah jalan-jalan? Apakah makan enak? Mana yang paling gampang ilangin bete kita. Itu jujurnya tuh. Kalau kita lagi bete “ah lagi bete butuh shalat” terus shalat dan bete nya ilang berarti bener tuh hasbiyallah nya.
Termasuk saya ga gitu-gitu amat. Habis shalat masih cari yang lain, masih butuh tambahan.. Saya udah dzikir udah shalat udah tahajjud, udah puasa, tapi belum hilang juga masih bad mood aja, masih butuh tambahan, memang berpengaruh tapi belum cukup. Shalat iya menenangkan tapi belum bisa menyelesaikan masalah
Shalat iya tapi belum cukup ilangin bete, masih harus jalan-jalan kata allah eh ko gitu, kata
Hati kita belum jujur dzikir kita belum
Karena kita belum hasbiyallah secara jujur
Orang yang benar-benar mengatakan hasbiyallah itu kaya Ibrahim. Ketika dia diamsukan ke api kata jibril “apakah kamu butuh apa-apa, nanti saya kabulkan, apa jawab ibrahim? “Hasbiyallah wanimal wakil “ allah padamkan api harusnya dzikir yang powerfull itu bisa madamin api kenapa kita ini bener lho, kenapa gausah lah api yang memadamkan rumah.
Hal sepele aja, masalah perasaan, masalah laper, bukankah kata nabi di akhir zaman masa dajjal makanan kaum muslimin adalah dzikir laailahaillallah. Begitu bilang lailahaillah kenyang. Itulah orang yang selamat di masa dajjal. kira-kira kita Kalau kita lapar bilang lailahaillallah kenyang ngga? Pasti nggak, karena kita ga menganggap allah segalanya. Hasbiyallah. Tapi nanti di akhir zaman begitu dajjal muncul
Begitu mereka bilang subhanallah lailahaillallah langsung kenyang. Itu benar-benar umat akhir zaman tuh. Kalau kita kayanya bukan umat akhir zaman, umat zaman edan.
Kita ucapin lailahaillallah masih lapar, masih sedih berarti kita belum jujur.
Karena allah tau isi hati kita.
Seandainya kita jujur allah akan tunjukkan keajaiban yang luar biasa lo dalam hidup kita
Kata Allah “Jujur tunaikan janjimu kepadaku, aku pasti akan tunaikan janjiku kepadamu
Kalau kita bener-bener mengatakan itu dengan yakin allah tidak akan mengecewakan kita
Komentar
Posting Komentar
Thanks for reading. Sharing is caring