Jurnal pekan 6 kupu kupu
Bismillah
"Mami kalau boleh flasback ke kelas telur, mind map yeni itu mengacu pada semua hal yang menghalangi kebahagiaan. Jadi niat awal yeni mau beresin rumput rumput nya dulu. Yaitu berbenah rumah
, masak, manajemen emosi, manajemen waktu dan manajemen keuangan. Setiap fase dipelajari satu persatu tapi sama suami masih aja berantem. Bahkan pas ikut kelas Berbenah malah jadi boomerang. Suami bilang gini "emang kalau ga ikut kelas Berbenah gakan berbenah?" jadi saat itu saya ga nyuci piring sekali aja jadi masalah. Materi manajemen emosi pun seperti menguap gt aja. Hua saya lelah. Kenapa belajar teh kaya gini.
Sampai akhirnya tiba di tahap mentorship. Allah rupanya menjodohkan saya dengan mami agar saya membereskan akar nya. Bukan rumput rumput nya. Saya harus ganti peta. Putar arah. Dan yeni baru ngerasa inilah perjalanan sebenarnya. Perbaiki yang harus diperbaiki. Banyak sekali PR nya kr selama ini yeni ga fokus untuk benerin yang harus di benerin dl.
Terima kasih ya mami. Allah baik banget pertemukan yeni sm mami di program ini. Hua pengen nangis. Makasi mami udah berkenan hadir dalam hidup saya dan mau diganggu setiap saat.
Hikmahnya biarkan allah kontrol hidup kita. Karena pasti dipertemukan dengan apa yang kita butuhkan dalam hidup."
"Alhamdulillah... Mami ikut seneng bacanya.. Mami juga sering mikir..knapa waktu itu mami kpikiran tema mentoring ini.. ternyata karena ada doa seseorang 😊😙"
Itulah obrolan saya dan mentor di messenger program mentorship. Berkali-kali saya bersyukur bisa allah kenalkan dengan sosok nya. Kalau di gambar tentang yang mewakili karakter kami saya menggambarkan mami seperti mentari pagi. Kenapa? Karena mami hadir memberikan pencerahan disaat kondisi pernikahan saya lagi diwaktu fajar. Fajar itu gelap gulita. Kemudian setelah fajar ga lama terbitlah mentari pagi. Begitulah mami berkali kali hadir. Selama mentorship ini bukan tak ada masalah dengan pasangan. Bahkan dengan mertua. Namun mami lagi lagi hadir membawa apa saja yang menenangkan hati dan pikiran saya. Bahkan saya pernah merasa sangat trauma untuk berkomunikasi dengan suami. Takut karena Komunikasi nya selalu berujung ribut. Saling menyalahkan bahkan menghujat. Dan itu melalui wa. Parah banget kan komunikasi saya dan suami. Dan ini bukan baru terjadi saat ini. Tapi sejak awal pernikahan kami. Hiks. Sudah banyak lemak emosi sejak awal.
Dan saya menggambarkan diri sebagai orang yang menerima sinaran mentari itu. Yang tak mau memilih kalah. Yang keras kepala untuk tetap bertumbuh. Yang mau terus belajar menempa diri agar bisa menjadi pribadi berlian. Bukan berubah jadi versi orang lain namun berubah menjadi diri sendiri yang terbaik. Sehingga tidak jatuh ke lubang yang sama karena sudah melatih diri. Nah saya akan melatih diri selama 2 tahun ini. Fokus menanam. Fokus membangun trust.
Di pekan ke 6 bareng mami, yeni rasanya baru mengenal diri dan kebutuhan diri.
Hari jumat masih banyak makanan yang terhidang dan saya masih tertarik melirik sana sini. Seperti ada tawaran belajar online ttg montessori untuk anak usia 3th. Saya udah tertarik ajaa mau daftar padahal anak saya baru 2th. Hari jumat masih galau mau ikut atau nggak. Namun akhirnya ingat lagi bahwa saya harus fokus menempa diri untuk meraih hati suami. Itu aja dulu belajarnya. So hari minggu saya putuskan ut cancel kelas montessori dan focus pada target. Menjadi pribadi berlian.
Mami juga mengenalkan saya pada buku yang tak kalah keren yaitu "Menikah untuk Bahagia" buku yang sudah berkali kali cetak ulang ini benar benar mengubah mindset saya tentang pernikahan. Benar benar obat yang tepat sesuai dosis untuk saya yang lagi sakit dalam menjalani peran sebagai istri. Buku ini yang menguatkan saya tentang makna "FoR things to Change I must change first" value ibu profesional ini makin greget setelah baca buku ini.
Bukan itu saja. Wow saya dapat kejutan. Malah bertemu juga dengan penulisnya di webinar. Dari penulis buku inilah saya semakin kuatkan niat untuk menempa diri. Saya tak mau mewariskan luka batin kepada anak saya kelak. Astagfirullah selama ini saya belum Bisa jadi teladan untuk anak saya. Saya mau memprogram hal positif hal baik hal benar kepada anak saya.
Bismillah. Semoga allah memguatkan. Membimbing dan menguatkan kesabaran saya dalam berproses ini. Terima kasih ya mami. Sampai jumpa di pekan ke 7. Tak sabar menanti challenge nya.
Bintang itu digunakan sebagai petunjuk. Bintang itu kadang terlihat kadang nggak tapi sebenarnya selalu ada. Bintang itu jauuuuh banget tapi saat menatap langit terasa dekat. Kalau lagi galau lagi ngerasa apapun selalu liat bintang. Rasanya seperti melegakan dada yang sesak.
Itulah mami. Selalu memancarkan cahaya nya. Membuat pengaruh dalam sejarah pernikahan saya.
Saya dimata mba nonny |
#pekan6
#tahapkupukupu
#bundacekatan
#institutibuprofesional
Komentar
Posting Komentar
Thanks for reading. Sharing is caring