Jalan Jalan Sore
Mungkin tak banyak yang tahu bahwa saya dan suami waktu awal masa pernikahan begitu amat canggung. Jarang ketemu karena sejak awal LDM, pas pulang hanya 2 Hari di rumah kami pun jarang ngobrol.. Karena saya jujur saja bingung mau ngobrol apa, saking takut salah nya. Banyak takut nya saya tuh. Namun semua berubah sejak saya ikut IIP. Dari sana lah awalnya saya mulai membuka keran komunikasi dengan suami. Karena memang ada tugas yang harus di bicarakan dengan suami saat kelas pra matrikulasi dulu.
Hari ini saya dan suami juga ade kecil kami jalan jalan ke rumah temen. Sepanjang jalan saya tak ingin melewatkan begitu saja. Saya ngobrol banyak hal terutama tentang tugas tugas di kelas IIP. Satu yang syaa temukan tentang nya adalah, dia ga suka ditanya. Namun lebih suka dikasih pilihan. Misal, "ayah kalau keluarga kita bagusnya dikasih nama apa ya, contoh happy family kah?" dia jawab ya terserah. Tapi saat saya ganti pertanyaan nya "ayah bagus mana" syukur family or happy family" suami jawab syukur. Nah kan begitulah caranya. Bukan bertanya tapi kasih pilihan. Suami saya memang pendengar yang baik. Saya yakin dari obrolan ini dia memperhatikan sesuatu. Tentang arah pikiran saya. Tentang harapan akan nama anak kami. Bahwa arti dari namanya yang memberi contoh yang baik akan jadi berat jika kita orang tuanya tak memberi teladan terlebih dahulu. Maka semoga beliau paham kenapa saya banyak bertanya or diskusi tentang tugas tugas di IIP. Saya harus belajar. Saya harus menimba ilmunya agar bisa jadi teladan bagi anak kami. Terima kasih ayah atas jalan jalan hari ini. Dari kegiatan hari ini saya menyimpulkan bahwa suami memiliki gaya belajar visual dan auditory
#day11
#gamelevel4
#tantangan10hari
#kuliahnbundasayang
#gayabelajaranak
Komentar
Posting Komentar
Thanks for reading. Sharing is caring