Putri Kecil Kami Terkena Invaginasi
Memiliki buah hati selalu mendatangkan begitu banyak kebahagiaan. Awalnya seorang bayi tak banyak kata yang bisa diucapkan, hanya menatap dan belum bisa merespon, namun ingatkah betapa bahagianya orang tua saat mendengar ocehan mereka walaupun hanya bunyi tanpa arti. Meskipun setiap malam begadang karena bayi kecil ingin terus mengoceh hingga dini hari, namun tetap saja semua merasa diliputi kebahagaiaan yang begitu besar.
Kebahagiaan ini sangat terasa saat anak ketiga kami tumbuh sehat. Berat badannya sangat baik. Kami memberinya nama Sabiha Nurul Abidah (Biha). Putri kami tumbuh kuat dan senantiasa ceria. Saat usianya 2 bulan, Biha ikut saya mengajar disebuah PAUD tak jauh dari rumah. Dia ikut ngajar sejak masih dalam kandungan. Cuti hanya saat melahirkan dan usianya 2 bulan sudah kembali ke tempat saya mengajar. Saat di PAUD, Biha digendong oleh ibu-ibu yang anaknya saya ajar. Dia nampak ceria sekali berceloteh. Namun, tiba-tiba kami kehilangan keceriaan putri kecil kami. Hari itu sekitar jam 4 pagi Biha muntah dan Buang air besar. Namun kami masih mengira itu masih wajar. Paginya seperti biasa Biha saya bawa ke tempat ngajar. namun lama kelamaan saya sangat khawatir lalu membawa putri kami yang baru berusia 8 bulan itu ke dokter.
Dokter praktek menyarankan langsung dibawa ke rs karena bayi sudah dehidrasi dan akhirnya kami bawa ke RS Pertamina. Setelah di periksa, ternyata BAB nya darah dan anak kami dirujuk ke Rsud. Di Rsud dokter langsung kasih opsi “Harus Operasi”. Saya shock banget, kaki tiba-tiba lemas, karena tidak ada gejala apapun sebelumnya. MPASI pun baru mulai di usia 6 bulan. Setelah diberi penjelasan oleh dokter, Biha terkena Invaginasi, dan setelah musyawarah dengan keluarga akhirnya kami sepakat untuk membawa Biha ke Cirebon. Kondisi Biha makin lemes. Kami langsung membawa Bayi kecil kami ke Cirebon. Selama di perjalanan setiap di beri Asi selalu muntah dan nangis. Air mata saya terus mengalir meskipun kaka saya terus menguatkan. Ibu mana yang tidak cemas melihat bayinya dalam kondisi seperti ini.
Sesampainya di RS Sumber kasih, Biha langsung masuk IGD dan ditangani oleh dokter. Kami coba menguatkan diri apapun keputusan dokter nanti.
Invaginasi adalah kondisi saat usus masuk ke usus lain, jadi terjepit. Penyebabnya bisa virus, bakteri. Invaginasi juga bisa terjadi bila bayi diberi makan tidak sesuai usianya. Misalnya 2 bulan sudah dikasih pisang, itu tidak baik bagi pencernaan. Invaginasi juga bisa terjadi jika bayi di pijit bagian perutnya.
Kami sangat hati-hati soal pijit ataupun makanan. Baru makan setelah 6 bulan. Biasanya Invaginasi itu diawali gejala saat tidur bayi nangis kejer dan kaki diangkat, kedua buang air besar berdarah atau berwarnapink berlendir , ketiga muntah berwarna hijau, keempat kembung. Namun tidak selalu kembung karena bayi perutnya kadang gendut. Semua itu tidak terjadi pada anak kami. Semuanya berjalan secara tiba-tiba, menguji kesabaran kami sebagai orangtua.
Ternyata benar Biha positif Invaginasi dan harus segera dipotong usus nya. Biha langsung ditangani oleh dokter bedah anak, sebelum dilakukan operasi anak kami harus puasa dulu sehari. Biha masuk ruang ICU dan tidak bisa di kasih ASI hanya dapat cairan dari infus. Biha terus nangis dan ibu mana yang tidak sedih saat melihat anaknya nangis terus tapi tidak boleh menyusui. Kami terus menguatkan hati dengan terus berdoa, keluarga pun menemani menguatkan.
Tiba waktunya Biha di operasi, Ini termasuk operasi besar, suami saya dipanggil dokter untuk masuk melihat usus yang harus di potong. Kondisi Biha sudah di bedah dan kami dipanggil untuk dilihatkan usus yang akan dipotong. Allahuakbar, saya sebagai ibunya tak mampu untuk menyaksikan anak sekecil itu di bedah.
Akhirnya suami saya yang masuk. Seumur-umur belum pernah lihat usus manusia pas lihat usus anak sendiri, suami saya keluar bersama isak tangisnya. Saya memeluknya erat. Masya allah perjuangan Biha di usianya yang masih sangat kecil. Allah kuatkan kami.
Jarum jam ada di angka 9 saat Biha keluar dari ruang operasi. Operasi berjalan selama 3 jam. Usus yang dikeluarkannya 1,5 meter. Panjang sekali.. Setelah operasi Biha dirawat selama 5 hari dan baru boleh diberi ASI saat hari ketiga. Saat di ruang ICU kalau orang yang jaga bawa makanan dan makan Biha bilang mam, duh kami langsung sedih lagi. Gak tega.
Alhamdulillah Biha semakin hari semakin pulih. Biha dirawat selama 8 hari. Kami pulang dengan penuh rasa syukur karena pertolongan Allah lah anak kami bisa disembuhkan.
Saat tulisan ini dibuat usia Biha sudah 3,5 Tahun. Semoga sholeha dan sehat selalu ya nak. Biha anak kuat biha putri kecil kami yang hebat bsa melalui smuanya hingga kni ia tumbuh dengan sehat dan ceria....
sejak di kandungan biha sering ikut seminar dan pelatihan ...usia kandungan 7 bulan ikut pelatihan WUB(wira usaha baru) di Bandung selama 5 hari. Biha memang anak yang tangguh. Sering kami bawa kemanapun beraktivitas.
Sebelum saya akhiri tulisan ini, izinkan saya mengucapkan terima kasih kepada saudara, dokter yang menangani biha dan semua orang yang peduli sama biha waktu itu...
terutama sekali adek ma suaminya yang tinggal di Malaysia. Dia yang share kondisi biha di media sosial dan membantu biaya operasi biha... sehingga banyak yang simpati dan mendoakan biha...
syukur yang paling utama adalah sama Allah SWT...yang masih memberikan mu'zijatnya untuk putri kecil kami dan memberikan saya sebagai ibunya kesempatan tuk bisa merawat n menjaga amanah yg di titipkan oleh-Nya..tuk keluarga kecil kami. Alhamdulillah.
Semoga bermanfaat dan bisa menjadi hikmah.
Komentar
Posting Komentar
Thanks for reading. Sharing is caring