Game level 1 day 1




Bismillah

Komunikasi merupakan salah satu kendala bagi saya dalam berinteraksi dengan orang lain. Sering terjadi kesalahpahaman karena banyak hal yang tidak bisa saya sampaikan dengan clear kepada lawan bicara. Sering timbul masalah karena di otak saya merasa sudah menyampaikan namun ternyata itu hanya dalam pikiran, disampaikan kepada lawan bicara mah belum. Saya juga termasuk yang sulit menyusun kata kata dengan baik saat menyampaikan pendapat atau apa yang saya pikirkan. Saya lebih suka menyendiri dan curhat di buku harian. Itulah mengapa saya tidak terlalu suka berbaur dengan orang lain apalagi orang yang lebih tua karena bingung dan takut salah dalam komunikasi.

Menjalani peran baru sebagai istri dari suami yang cenderung banyak diam membuat saya makin kebingungan bagaimana cara menyampaikan sesuatu. Tak jarang kami sering bertengkar hanya karena kesalahpahaman. Memasuki game level 1 benar-benar tantangan buat saya. Materi komunikasi produktif sangat mencerahkan saya dalam memperbaiki pola komunikasi dengan orang lain terutama dengan suami. Alhamdulillah pelan pelan saya cerna materinya dan berusaha saya praktekkan. Kesalahan komunikasi selama ini yaitu emosi lebih besar daripada nalar saat komunikasi dengan suami. Selalu bicara di waktu yang tidak tepat. Saat emosi inginnya masalah langsung selesai. Yang saya dapat malah masalah lainnya dan inti masalahnya tidak terselesaikan juga.

Hari ini saya menyadari dan allah tegur bahwa amarah itu datangnya dari setan dan tidak membawa kebaikan sedikitpun. Kemarin harusnya saya kontrol ke dokter yang menangani lahiran SC saya namun karena saya tak mau berangkat karena melihat suami yang masih mendiamkan saya (saya belum paham kenapa dia masih marah) maka gagal sudah kontrol nya padahal ini kontrol pertama dan esoknya saat ke rs ternyata dokternya sudah mengambil cuti. Telp nya pun tidak aktif. Alhasil saya harus kontrol ke dokter lain dan meski perban sudah di buka karena dokter bilang jahitannya sudah kering namun pihak keluarga tetap tidak mengindahkan apa kata dokter tersebut sebelum saya bertemu dengan dokter yang menangani waktu operasi. Masalah ini jadi merembet kemana-mana.

Siang ini saat antri di dokter lain, saya akhirnya membuka obrolan dengan suami. Saya sudah menyiapkan diri agar komunikasi sekarang pake nalar dan harus clear.

“ayah masih ada hal yang ayah tak sukai kah sampe ayah massih mendiamkan mama?”tanya saya
“ya kenapa malam itu mama tak mau menyusui ade?”
“mama kesel karena hari itu ade kurang nenen nya, gamau terus tapi pas lagi nenen ayah malah nyuruh mama sama ade tidur diluar”
“ya kan biar ibu (ibunya suami) juga bisa jagain ade, meski ibu ga bisa gendong tapi ibu juga pengen main sama ade”
“iya mama tahu, tapi kan ade bukan hanya sehari sebulan di sini, ade tinggal di rumah loh jadi kapanpun ibu bisa lihat, mama dikamar hanya saat menyusui, ayah kan tahu mama ga nyaman menyusui diluar karena gerah dan banyak orang yang suka tiba tiba datang terus ga bisa duduk lama dan sakit kalau tidur dikasur itu susah abngun nya karena terlalu rendah jadi nyeri sc nya kerasa pisan” saya coba jelaskan se clear mungkin.

“iya maksudnya ade diluar tapi kalau mau nenen nanti dibawa ke kamar”
“lah kan mama bilang dari dulu juga boleh kaya gitu tapi ayah bahas lagi bahas lagi seolah mama gamau ade disimpan di ruang tv”
“mama kan ga tinggal sama orang tua, ga juga minta tinggal sendiri terpisah dari ibu. Tapi masih aja salah” ini saya mulai brebes mili.
Suami diam.
Saya malah nangis di lobi rs
Beberapa menit kemudian suami bersuara lagi
“kenapa sekarang nangis?”
“mama sedih, mama lagi menghadapi omongan orang orang soal ade yang bb nya kecil, air susunya sedikit lah....dll”nangis lagi.

Penjelasan saya terpotong, sebenarnya ingin bilang banyak yang saya hadapi fisik maupun psikis. Namun tak sanggup menyampaikan. Saya akhirnya senderan di pundaknya masih nangis. Saya bilang karena ayah biasanya sangat perhatian jadi pas diam sangat terasa. Akhirnya giliran kami yang masuk ruang dokter.

Pulang dari rs kami mulai mencair lagi. Alhamdulillah. Saya belum mampu untuk mengclarify obrolan kami siang itu namun melihat perubahan sikap suami yang makin hangat membuat saya lega bahwa output kali ini positif.




#hari1
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang
#institutibuprofesional

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TIPS MENGATASI SAKIT SAAT MENSTRUASI DENGAN ENEMA KOPI

Fokus Kekuatan, Siasati Kekurangan!

Memaknai Keajaiban